INISUMEDANG.COM – Melihat kejadian bencana dan musibah yang terjadi di Citengah beberapa waktu yang lalu, Direktur LSM KNPKP (Komite Nasional Pengamat Kebijakan Publik) Toni S Liman menyampaikan rasa duka dan perihatin yang mendalam untuk keluarga korban serta warga sekitar.
Toni berpendapat, saat ini harus fokus dalam penyelesaian penanganan pasca bencana.
“Jangan politisir, ini memang bencana musibah yang berlangsung dengan cepat. Siapapun, bahkan pemerintah manapun tak akan sanggup menghadang cuaca ekstrim seperti kemarin. Jadi menurut hemat saya, jangan sedikit-sedikit masalah lokal ditarik ke nasional atau langsung jadi aduan yang tidak jelas”
“Apa salahnya lakukan tabayyun atau verifikasi kebenaran informasi dahulu. Bertemu secara arif nan bijak dan terus komunikasi dengan stakeholder yang ada di daerah. Terlebih saling tuding dan menyalahkan, kan gak etis,” tutur pria yang akrab disapa Liman ini, Sabtu 7 Mei 2022.
Menurutnya, yang perlu diperhatikan justru pasca kejadian bagaimana penanganannya agar nanti tidak terjadi lagi.
Misal, lanjut Liman, masalahnya adalah luas aliran sungai yang tidak selalu mencukupi untuk menampung air yang debit air naiknya secara tiba-tiba dan masif sehingga menyebabkan air meluap dengan kencang karena melebihi kapasitas sungai.
Karakteristiknya adalah, sambung Liman, terjadi dengan cepat ke daerah yang lebih rendah di sekitar sungai. Dan tinggi gelombangnya mencapai 3 sampai 6 meter dengan kecepatan aliran yang sangat kuat. Oleh karena itu, gelombang air biasanya membawa debris yang berbahaya bagi orang sekitar dan bisa menyapu bersih apapun yang dilewatinya.
Selain itu, gelombang air berpotensi merusak jembatan dan rumah, merusak lahan pertanian, dan bisa menimbulkan korban jiwa.
“Disinilah yang menurut saya perlu lebih diperhatikan, apakah akan diperlebar atau dikeruk lebih dalam secara teknisnya serahkan kepada ahlinya. Bukannya malah mempermasalahkan yang lain-lain dan cenderung kontraproduktif,” tandasnya.