INISUMEDANG.COM – Milangkala adalah bahasa Sunda (Milang : menghitung) dan (Kala : waktu) artinya menghitung waktu. Milangkala juga suatu ungkapan, “Miindung ka waktu, mibapa ka zaman.
“Indung tangkal rahayu, bapa tangkal darajat”. Artinya Ibu adalah pangkal bagi kesentosaan hidup dan bapak adalah jalan bagi kesehatan.
Demikian diungkapkan Kades Rancamulya Sumedang Oteng Sulaeman saat ditemui pada acara gelaran Milangkala ke-41 di ruang kerjanya, Minggu (6/3/2022).
Kades ini menyebut, acara Minangkala yang dilaksanakan dalam beberapa tahun ini, sangat sederhana mengingat konona masih ada. Tidak semeriah tahun beberapa tahun lalu sebelumnya adanya wabah korona.
“Kami tidak undang ini itu, gelaran Milangkala tahun ini estuning (sungguh) sangat sederhana. Yang penting kita bisa memaknai maksud dan tujuan Milangkala ini,” tuturnya.
Sebelum mewabahnya virus korona, acara Milangkala ini selalu digelar meriah banyak dihadiri tamu undangan hingga lalu lintas kendaraan depan desa macet.
“Kami selaku pemerintah desa harus menghormati pemerintahan diatasnya (kecamatan). Tidak boleh adanya kerumunan karena bisa menimbulkan menyebarkan virus korona,” ujarnya.
Acara tahunan Milangkala ini sebagai bentuk syukuran yang dilaksanakan bertepatan dengan hari berdirinya Desa Rancamulya hasil pamekaran.
“Milangkala ini bertujuan menggugah atau mengenang kembali kepada para tokoh masyarakat yang dulu telah membagi dua desa,” katanya.
Dulu, Desa Rancamulya merupakan bagian wilayah Desa Cikoneng Ganeas yang awalnya bernama Desa Bojongkoneng. Dan Milangkala ini bentuk syukuran atas terbentuknya desa baru yaitu Desa Rancamulya.
“Semua para tokoh masyarakat yang dulu telah membagi dua desa ini, sudah meninggal. Hanya saya sendiri yang masih hidup sehingga tahu cerita sejarah desa ini,” ujarnya.