Meski Terdampak PMK, Harga Hewan Kurban di Sumedang Justru Malah Naik

Harga Hewan Kurban
Harga Hewan Kurban

INISUMEDANG.COM – Meski terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK), harga hewan kurban menjelang Idul Adha justru mengalami kenaikan. Sebab, ditutupnya pasar hewan Tanjungsari menyebabkan ketersediaan hewan kurban susah dicari. Imbasnya, masyarakat harus mencari hewan kurban ke peternak hewan yang ada di perkampungan.

Menurut Eet Sunarya, salah seorang bandar hewan ternak asal Desa Mekarbakti Kecamatan Pamulihan mengatakan dengan ditutupnya pasar hewan, pembeli mencari langsung ke peternak dan ke bandar. Karena pembeli membludak datang ke rumah peternak hewan, sehingga adu harga tak sesuai hukum pasar. Peternak bisa seenaknya menjual tanpa memperhatikan harga pasaran.

“Jika dulu harga domba (kambing) bisa mencapai Rp3 juta sampai Rp3.3 juta, sekarang bisa naik menjadi Rp3.5 juta per ekor dengan daging paling 15 kg. Kan sekarang peternak tidak ada saingan, pembeli banyak stok sedikit, jadi mau beli, tidak mau gak dijual,” ujarnya.

Hampir sama dengan harga sapi. Bahkan harga sapi jauh lebih mahal naiknya dibanding tahun sebelumnya. Sebab, jika kambing/domba masih bisa dicari di peternak, kalau sapi hanya peternak tertentu dan bandar tertentu. Kenaikannya bisa mencapai Rp 5 sampai 7 juta per ekor.

“Kalau sapi tahun lalu Rp20 sampai Rp21 juta per ekor, bisa mendapat 1.5 kuintal. Kalau sekarang harganya naik menjadi Rp24 juta sampai Rp25 juta. Mahalnya harga sapi karena minimnya stok sapi sehat karena terjangkit PMK,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Penjual Timun Suri Musiman di Sumedang Keluhkan Sepinya Pembeli

Surat Keterangan Dari Dokter Hewan Penyebab Mahalnya Hewan Kurban

Lanjut Eet, ketatnya surat keterangan dari dokter hewan menjadi penyebab mahalnya harga hewan kurban jenis sapi. Sebab, dinas kesehatan tidak akan mengeluarkan surat rekomendasi sehat jika hewan ternaknya memiliki penyakit.

“Jadi istilahnya hewan ternak yang sehat sekarang sangat langka dan istimewa. Jadi, peternak juga menjualnya mahal, (daek heug henteu kajeun). Berbeda dengan tahun kemarin stok hewan kurban banyak sehingga banyak saingan,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Ketua Himpunan Peternak Domba Seluruh Indonesia (HPDKI) Kecamatan Cimanggung, Cecep Suhud. Menurutnya, adanya penyakit PMK justru berimbas pada mahalnya harga hewan kurban jenis Domba. Peternak beranggapan, sekarang mencari konsumen tinggal duduk di rumah tanpa harus pergi ke pasar hewan karena ditutup efek PMK.

Ini Baca Juga :  Target 12 Kursi, PKB Sumedang Siap Gelar Muscab

“Sekarang harga jual domba naik sekitar Rp400 sampai Rp1 juta per ekor dari harga normal. Karena memang sistem jual beli dan harga pasaran tidak berlaku karena tidak ada jual beli di pasar. Tidak ada sistem calo karena pembeli langsung ke lokasi kandang,” ujarnya.