Menurut Dewi, rata rata dalam sehari warungnya habis 50 Kg sampai 1 kuintal ikan. Namun jika hari hari biasa diluar libur lebaran dan libur nasional sekitar 5 sampai 10 kg ikan. Dirinya memesan ikan kepada nelayan lokal di sana yang setiap hari memanen ikan dengan cara dijaring. Biasanya, nelayan mendapatkan ikan hasil jaring antara 20 Kg sampai 2 kuintal ikan berbagai jenis dan ukuran.
“Kalau hasil pancing biasanya ikannya kecil kecil. Kemudian hasil memancing lebih lama dari pada di jaring. Meskipun dijaring tapi ikannya gak boleh yang kecil karena untuk pembibitan, dan disini dilarang nelayan memakai jaring pukat harimau,” kata nya.
Biasanya, nelayan pergi berlayar atau ke tengah waduk pada malam hari untuk memasang jaring ikan. Kemudian, pada pagi harinya atau dua hari baru jaringnya diangkat. Kalau ditotalkan pedagang disini sehari bisa menghabiskan 5 kuintal ikan dari nelayan.
“Setiap hari selalu saja ada yang memesan ikan bakar, memang disini ciri khasnya ikan bakar. Jadi sambil makan bisa melihat pemandangan masjid al kamil dan pesisir waduk Jatigede. Kebanyakan orang luar Sumedang dan para pegawai intansi pemerintah yang menjadi pelanggan di sini,” ujarnya.
Sementara untuk nasi liwet, di harga Rp35 ribu per kastrol dan lalap serta sambal nya gratis. Kemudian, paket liwet juga ada yang untuk 4 orang ke atas dengan rata rata harganya paket liwet kumplit Rp250.000.
“Harga tergantung banyaknya yang makan dan ikan yang dipesan. Ada juga paket nasi liwet hemat Rp50.000 untuk 4 orang tanpa ikan bakar,” ujarnya.
Jadi, so buat pengunjung dan pecinta kuliner yang penasaran dengan ikan Jatigede segera berkunjung ke kawasan masjid Al Kamil, Tanjung Duriat, atau ke Kampung Buricak Burinong. Hanya saja, akses jalannya dari arah Cisitu atau Darmaraja sedikit rusak dan sempit. Bagi pengunjung luar Sumedang lebih baik menggunakan jalur Tomo.