INISUMEDANG.COM – 27 Januari 2008 atau 14 tahun yang lalu merupakan hari wafatnya Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto diusianya yang menginjak 87 tahun.
Presiden kedua Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998 atau 32 Tahun ini, meninggal dunia setelah menderita sakit berkepanjangan.
Soeharto meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008 Pukul 13.10 WIB,
Jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta sekitar pukul 14.35 WIB.
Jenazah mantan presiden Soeharto diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Cendana, Jakarta, Senin 28 Januari 2008, menuju Bandara Halim Perdanakusuma.
Selanjutnya jenazah akan diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Solo untuk dimakamkan di Astana Giri Bangun, Solo, Senin 28 Januari 2008.
Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat. Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer “The Smiling General” (Sang Jenderal yang Tersenyum) karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum dan menunjukkan keramahan.
Namun demikian, dengan berbagai kontroversi yang terjadi, sering juga disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan dengannya.
Di Jaman Orde Baru, Negara Stabil dan Capai kemajuan Ekonomi dan Infrastruktur
Selama hampir 32 tahun masa kekuasaannya, atau yang disebut Orde Baru. Seperti dilansir Wikipedia, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur.
Di era Beliau ini, masyarakat mendapati harga bahan-bahan pokok yang terjangkau dan situasi keamanan dan ketertiban yang terjaga, juga tercapainya Swasembada Beras.
Hal ini ditandai dengan medali From Rice Importer To Self Sufficiency. Dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 1984 yang diterima Presiden Soeharto.
Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena membatasi kebebasan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, pemaksaan asas tunggal Pancasila di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah satu rezim paling korup dalam sejarah dunia modern.
Menurut Transparency International, estimasi kerugian negara adalah sekitar 15–35 miliar dolar Amerika Serikat selama pemerintahannya. Namun, hal ini tidak berhasil dibuktikan, bahkan Majalah Time kalah dalam gugatan dan usaha lain untuk mengadili Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk.
Setelah menderita sakit berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2008.