Mengenal Masjid Buhun di Margajaya Sumedang, Berdiri Sejak 1948

masjid buhun
GOTONG ROYONG: Warga Dusun Ciluluk Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari saat gotong royong pengecoran masjid.

INISUMEDANG.COM – Melihat Sejarah perkembangan islam pasca kemerdekaan, rupanya tak lepas dari peran mesjid sebagai sarana ibadah dan tempat penyebar agama islam. MAsjid juga sering digunakan untuk rapat kewilayahan dan strategi mengusir penjajah pada zaman setelah kemerdekaan.

Ya, salah satunya Masjid As Syifa yang berlokasi di Dusun Ciluluk RT 01 RW 13 Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Sumedang. Masjid buhun ini berdiri tahun 1948 setelah Indonesia merdeka atau ketika agresi militer Belanda ke 2 ke Indonesia. Karena termakan usia, Masjid buhun ini sudah lapuk dan kini sedang dilakukan pembangunan ulang hasil swadaya masyarakat dan bantuan donatur yang juga tokoh masyarakat Jawa Barat H. Umuh Muchtar.

Karena historis mesjid ini sebagai tempat ibadah dan yang pertama di Desa Margajaya bahan di kecamatan Tanjungsari, banyak antusias warga yang datang untuk membantu pembangunan serta pengecoran lantai 2. Terpantau terlihat sekitar 160 orang terdiri dari warga sekitar Desa Margajaya, anggota Koramil 1004/Tanjungsari dan ormas membantu pengecoran tahap 2 ini.

“Alhamdulillah saya merasa bahagia bingah, bangga dan rasa syukur tak terhingga atas pembangunan masjid ini. Karena mesjid ini banyak menyimpang kenangan semasa saya kecil dan para pejuang kemerdekaan dulu, para veteran, dan inohong inohong Sumedang sering tarawih keliling ke sini,” kata Ketua DKM Mesjid As Syifa, H. Abdul Hamid kepada wartawan, Minggu (20/3).

Ini Baca Juga :  Jadwal Imsak, Buka Puasa untuk Wilayah Sumedang Selasa 12 April 2022 dan Lafal Doa Niat Zakat Fitrah Komplit

Menurut Abdul Hamid, Mesjid ini memang yang pertama dan satu satunya di Margajaya pada waktu itu. Seiring dimakan usia masjid ini perlu perluasan dan perbaikan. Alhamdulilah, katanya, berkat dorongan H. Umuh Muchtar dan warga yang menginginkan kemakmuran mesjid ini, pembangunan mesjid 2 lantai dengan ukuran 12 x 19 meter ini dapat terwujud.

“Pengecoran tahap 2 ini melebihi 160 orang, bahkan ibu ibu juga banyak yang membantu. Karena laki laki juga banyak, jadi ibu ibu meski sudah membawa ember, dipulangkan lagi. Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat bagus bahkan dari TNI juga turun membantu,” katanya.

Masjid Buhun Ini Diprediksi Bakal Termegah dan Terbesar di Margajaya

Abdul Hamid menambahkan, Mesjid ini diprediksi bakal termegah dan terbesar di Desa Margajaya. Sebab, berdasarkan dari RAB (Rencana Anggaran Biaya) mesjid ini menelan anggaran sampai Rp3 miliar.

“Luas mesjid 12x 19 meter, rencana 2 lantai. Bahan 100 persen kualitas bagus karena memakai besi WF, yang biasa dipakai untuk apartemen dan mal mal. Semua bahan material ditanggung pak Haji Umuh termasuk upah pegawai. Ditambah swadaya masyarakat dan bantuan pihak lain yang membantu alakadarnya,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Oh Ini Asal Usul Nama Mandalika, Ternyata Diambil dari Nama Putri Raja

Dia pun mengucapkan sangat berterimakasih sekali kepada Pak haji Umuh Muchtar, tokoh masyarakat, Danramil Tanjungsari, Camat, Polsek, Kades Margajaya dan semua pihak yang telah membantu pembangunan masjid ini dari awal sampai akhir. Semoga target bulan suci Ramadhan sudah bisa digunakan untuk teraweh dan ibadah ibadah lainnya.

Sementara itu, Danramil 1004/Tanjungsari Kapten INF Agus Hermawan yang turut membantu pengecoran mengatakan pihaknya menerjunkan sekitar 50 anggota dari Koramil Tanjungsari, dan anggota Yonif 301 Prabu Kian Santang. Pihaknya sengaja menerjunkan TNI agar dekat dengan masyarakat dan TNI selalu hadir disaat warga membutuhkan.

Selain Gotong Royong Pembangunan Masjid, Koramil Tanjungsari Bantu Pembangunan Rutilahu, Jalan dan Korban Kebakaran

“Selain gotong royong pembangunan masjid, TNI Koramil Tanjungsari sering membantu warga pembangunan rutilahu, jalan, dan korban kebakaran. Alhamdulilah, sekarang kami bisa membantu pengecoran mesjid as syifa ini,” ujarnya.

Terpisah, tokoh masyarakat Jawa Barat yang juga Manager Persib Bandung H. Umuh Muchtar berharap mesjid ini digunakan masyarakat dan memakmurkannya. Sebagai warga Dusun Ciluluk Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari, pihaknya juga turut andil dalam pembangunan masjid buhun ini karena sebagaimana Hadis Nabi barang siapa yang membangun mesjid di dunia, maka allah akan membangunkan rumah di Syurga.

Ini Baca Juga :  Sejarah Ringkas Imam Hadist Ibnu Majah, Yuk Simak Penjelasan Ustadz Asal Sumedang Ini

“Saya kan tinggal disini, tak jauh dari rumah saya di Ciluluk Tanjungsari. Mudah mudahan pembangunan mesjid ini cepat beres dan masyarakat bisa menggunakan untuk ibadah. Apalagi menjelang bulan suci Ramadhan, dan solat idul fitri. Saya juga sering jumatan dan solat teraweh di sini,” katanya.

Ayahanda Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan ini mengajak seluruh masyarakat agar sama sama memakmurkan mesjid. Sebab, yang susah itu memakmurkan mesjid bukan membangunnya. Dirinya pun tak menyangka antusiasme masyarakat mulai anak anak, ibu ibu dan bapak bapak semua berjibaku turut membangun mesjid.

“Saya bangga, sampai ibu ibunya membawa ember. Bahkan dari mulai pembangunan sampai sekarang itu yang menyediakan makanan ibu ibu secara bergiliran dan swadaya. Saya belum pernah ngasih makan karena stok di warga juga banyak,” tandasnya.