Masyarakat Desa di Sumedang Ini Gelar Ritual ‘Numbal Lembur’ dengan Memotong Kambing Kenit

Ritual Numbal Lembur
Warga di Dusun Cibogo Desa Sukaluyu Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang menggelar Numbal Lembur' yang rutin diadakan setiap Satu Windu sekali.

INISUMEDANG.COMNgaruwat Bumi merupakan salah satu cara untuk melestarikan tradisi nenek moyang yang masih dilakukan di sejumlah Desa di tanah air. Seperti di Dusun Cibogo Desa Sukaluyu Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Baru-baru ini menggelar ritual ‘Numbal Lembur’ yang rutin diadakan setiap Satu Windu oleh warga setempat.

Kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah tokoh dan warga setempat dengan membaca do’a bersama serta menyembelih Kambing Kenit.

Menurut tokoh masyarakat Sukaluyu Ajat Sudrajat. Kegiatan ritual numbal lembur tersebut selain untuk melestarikan tradisi nenek moyang. Juga sebagai bentuk do’a kepada yang maha kuasa supaya diberikan keberkahan dan keselamatan.

Ini Baca Juga :  Rencana Muker, DKS Gelar Sarasehan Dengan Wakil Bupati Sumedang

“Mengadakan acara numbal lembur merupakan tradisi para sepuh terdahulu setiap satu windu (8 tahun). Tujuannya, untuk meminta keselamatan pada yang maha kuasa dari segala marabahaya. Terutama setelah terjadinya pergeseran tanah di Dusun Cibogo beberapa waktu lalu,” katanya kepada wartawan Jumat 30 Desember 2022.

Ajat menuturkan, dengan kegiatan tersebut diharapkan semakin terjalin tali silaturrahmi dan menumbuhkan kembali semangat gotong-royong.

“Harapan dari acara dan upacara adat tersebut bisa melestarikan budaya dan memelihara ke gotong royongan masyarakat. Supaya kerukunan dalam masyarakat terus terjalin.
Dalam budaya Sunda ada bahasa silih asah silih asih silih wawangian,” ucapnya.

Ini Baca Juga :  Wabup Inginkan Tradisi Ngalaksa Jadi Agenda Wonderful Indonesia

“Dengan memotong kambing kenit filosofinya bahwa kita harus bisa memotong sipat hewani yang serakah, rakus dan lupa akan norma kemanusiaan,” ujarnya menambahkan.

Sebagai informasi Dusun Cibogo saat ini sebagian tanahnya mengalami retak-retak. Diduga ada pergeseran tanah dan butuh langkah kongkrit dari yang mempunyai kebijakan.