SUMEDANG, 3 Januari 2024 – Sejumlah pemilik bengkel di wilayah Tanjungsari Sumedang mengeluhkan penurunan jumlah pelanggan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini membuat mereka khawatir akan kelangsungan bisnis.
Rahmat pemilik bengkel Mandiri Motor di Jalan Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari mengatakan bahwa omsetnya turun hingga 45 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. “Biasanya, bengkel selalu ramai, terutama menjelang musim liburan. Namun, kali ini terasa sangat sepi,” ujarnya.
Menurut Rahmat, beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab sepinya bengkel antara lain turunnya daya beli masyarakat akibat kebijakan PPN 12 persen oleh pemerintah, dan semakin banyaknya bengkel baru, perubahan perilaku konsumen yang lebih sering menggunakan transportasi online.
“Kondisi ini tentunya berdampak pada para pekerja bengkel. Biasanya per hari bisa melayani 30 konsumen, sekarang 5 konsumen juga sulit,” ujarnya.
Sepinya bengkel menjadi tantangan serius bagi pelaku usaha di sektor otomotif. Untuk mengatasi masalah ini, para ahli menyarankan beberapa langkah strategis.
Adi Purnama, seorang konsultan bisnis di bidang otomotif, mengatakan bahwa bengkel harus beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Selain perbaikan kendaraan, bengkel perlu menawarkan layanan tambahan seperti detailing, perawatan AC, atau bahkan menjual aksesoris,” ujarnya.
Selain itu, penting bagi bengkel untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Bila perlu, buat program 5 kali service gratis 1 kali, atau program cuci gratis motor bagi konsumen yang service berat kendaraan.
“Pelanggan akan lebih loyal jika merasa dihargai dan puas dengan layanan yang diberikan. Misalnya, buat kopi gratis, minuman ringan gratis, dan wifi gratis bagi pelanggan yang menunggu motornya diservice,” tandasnya.
