Mampu Ciptakan Harmoni yang Indah, Kinerja Kecamatan dan Kepala OPD di Sumedang Harus Belajar dari Angklung

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman saat memainkan Angklung bersama para Camat dan Kepala OPD di Kabupaten Sumedang. (Foto: dok Prokopim Kabupaten Sumedang).

INISUMEDANG.COM – Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu. Alat musik yang satu ini memiliki pesona tersendiri karena dapat menciptakan sebuah harmoni dengan nada-nada yang indah.

Melalui permainan angklung juga bisa belajar bahwa kerjasama yang apik, saling melengkapi, menciptakan sebuah harmoni kehidupan yang begitu indah.

Untuk itu, Pj Bupati Herman Suryatman mengajak para camat untuk memainkan angklung saat konsolidasi dengan para camat dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Taman Seribu Cahaya, Jatigede, Rabu malam, (11/10/2023).

Konsolidasi antara para Camat serta para Kepala OPD ini merupakan maraton putaran kedua yang digelar Pj Bupati Sumedang.

Ini Baca Juga :  Reses Sidang Pertama, Akur-Lady Siap Perjuangkan Hak Paten Senapan Angin

Menurutnya, Angklung tidak hanya dapat menciptakan nada-nada yang indah, tetapi juga banyak pelajaran yang bisa diambil dari alat musik khas Jawa Barat ini.

“Melalui permainan angklung, kita bisa belajar bahwa kerjasama yang apik, saling melengkapi dapat menciptakan sebuah harmoni kehidupan yang begitu indah,” ucap Herman.

Herman menuturkan, sedikitnya ada tiga hal yang bisa diambil dari alat musik angklung. Pertama yang menjadi kuncinya yaitu dengan menghadirkan hati termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Sumedang.

“Angklung adalah pemantik untuk membangkitkan solidarity dan spirit. Tiga puluh menit memainkan angklung dan bisa. Kuncinya harus hadirnya hati. Sehingga , bisa dibayangkan bila dua puluh tahun di pemerintahan, pasti bisa lebih dahsyat,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Sumedang Kini Miliki CSRIT

Herman menyebutkan, kecepatan dalam yang penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat akan terus ditingkatkan dengan tujuan utama yaitu untuk kesejahteraan masyarakat.

“Jadi sebelumnya 120 km per jam, nanti gaspol ke 140 km. Cepat yang penting selamat,” ujarnya.

Kemudian yang kedua adalah harmoni. Herman menyebutkan, meski memiliki tugas dan fungsi yang berbeda tetapi ketika terjalin hubungan yang baik maka akan terbangun sebuah harmoni.

“Dalam tata kelola pemerintahan setelah menghadirkan hati bangun harmoni. Jangan tubrukan satu dengan yang lainnya tapi kita saling mengisi. Itulah cross fire, itulah cross cutting,” tegasnya.

Ini Baca Juga :  UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Sumedang Raih Sertifikat Akreditasi

Sedangkan yang terkahir, selain dua hal tadi hal penting yang bisa diambil pembelajaran dari alat musik angklung, kata Herman adalah getaran.

Untuk itu, tambah Herman, dalam tata kelola pemerintahan, jajaran pemerintah Kabupaten Sumedang harus senantiasa bergerak secara konsisten agar bisa mencapai tujuan bersama.

“Cikaracak ninggang batu laun laun jadi legok. Mun keyeng tangtu pareng. Ma jasa wa jada. Tiga itu dimainkan di pemerintahan. Kinerja 26 kecamatan bukan lagi 120 km per jam tapi 140 km per jam dan dikunci dengan niat yang tulus,” ujarnya menandaskan.