Libur Nataru di Bandung, Wisata Tradisional Kampung Keramik Bisa Jadi Pilihan

Wisata Kampung Keramik
Wisata Tradisional Kampung Keramik Bisa Jadi Pilihan Liburan Natal di Bandung

BANDUNG – Berencana menghabiskan libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) di Bandung? Ada lho wisata tradisional di Kota Kembang yang memberikan pengalaman baru, lokasi ini Kampung Keramik.

Terletak di Jalan Stasiun Kiaracondong Lama, Wisata Kampung Keramik Bandung merupakan setra keramik ini telah berdiri sejak 1991.Sampai sekarang sudah generasi ketiga yang mengelola kerajinan khas dari tanah liat ini.

Dikdik, nama pemilik sentra keramik Kiaracondong menceritakan perjalanan jatuh bangun kondisi usahanya.

“Dulu, di sini ada 30 pengrajin. Tapi sekarang sisa satu, saya saja. Mungkin karena lemah dalam persaingan atau tidak memahami produksinya,” ungkap Dikdik.

Ini Baca Juga :  Keajaiban Alam dan Budaya di Wisata Negeri Berlian Martapura, Kalimantan Selatan

Dalam sebulan, Didik mengaku bisa menghasilkan 15 kubik produk keramik. Mulai dari guci besar sampai suvenir kecil.

“Ukuran besar per harinya itu sekitar 8 buah. Sementara yang diameter kecilnya itu 4 buah. Tapi banyak lagi apa ada ruangan yang kecil-kecilnya diisi sama yang lebih kecil lagi,” ucapnya.

Hal menarik selama perjalannya di dunia tembikar adalah saat masa pandemi. Di kala sebagian besar usaha merumahkan pekerjanya, bahkan sampai gulung tikar, usaha keramik Dikdik melesat pesat.

Permintaan Keramik Membludak

Permintaan keramik pun membludak. Sampai tak ada stok barang di rumah produksinya. Bahkan, keramik yang agak cacat pun tetap laku terjual.

“Mungkin karena saat pandemi itu orang-orang mencari kesibukan lain. Salah satunya jadi banyak yang hobi menanam. Makanya penjualan pot itu semakin banyak. Ini seumur-umur saya usaha keramik, baru pernah seperti itu kondisinya,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Belasan Titik Tumpukan Sampah  Pasca Lebaran di Bandung Perlahan Tertangani

Didik menambahkan, dulu permintaan yang paling banyak itu pemesanan guci dan cendera mata. Namun, sekarang banyak permintaan pot bunga dengan motif yang sedang tren berupa bunga.

“Ada yang pesan dari Brazil. Mereka beli langsung ke sini. Lalu barangnya kita kirim dengan peti kemas. Kita masih offline. Kalau online itu dibantu sama saudara,” jelasnya.

Selain itu, hal unik dari setra keramik ini yakni tungku oven yang ia buat sendiri. Tak banyak orang yang bisa memproduksi tungku oven.

Ini Baca Juga :  Rekomendasi Penginapan Nyaman dengan Nuansa Alam Indah di Sumedang

“Saya bikin tungku sendiri itu bisa. Butuh Rp200 juta untuk membuat tungku,” akunya.

Menurutnya, tak ada proses yang sulit dalam membuat tembikar. Namun, kendala terbesar ada pada cuaca dan bahan baku.

“Kalau cuaca cerah itu bisa kita keringkan seminggu. Kalau tidak, bisa 2-3 minggu. Bahan baku juga kalau jelek akan berdampak pada hasilnya,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Camat Kiaracondong, Amin Jarkasih menyatakan, pihaknya akan terus mendukung para pengrajin keramik di Kiaracondong.

“Pemerintah kecamatan akan terus mendorong dalam melestarikan budaya ini. Hanya tersisa satu yang bertahan untuk terus melanjutkan seni keramik,” kata Amin.