INISUMEDANG.COM – Sebanyak 6 rumah korban tertimpa pepohonan bambu akibat angin puting beliung yang terjadi di Dusun Pasir Luhur RW 08 Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor pada Kamis (1/2/2024) sekira jam 15.30 mengeluh. Pasalnya, sampai saat ini sudah dua hari kejadian belum ada bantuan pasca kejadian dari Pemkab Sumedang dalam hal ini BPBD Kabupaten Sumedang untuk membantu mengevakuasi korban.
Meskipun, bantuan berupa sembako dan selimut sudah diberikan oleh Camat Jatinangor mewakili Pemkab Sumedang. Namun, warga berharap adanya bantuan evakuasi pasca bencana.
“Ya kami mengharapkan adanya bantuan tenaga atau alat dari BPBD untuk membereskan pohon bambu yang menimpa rumah warga. Karena ada lima titik (dapuran bambu) yang roboh menimpa rumah warga. Kalau dengan alat seadanya akan membutuhkan waktu lama,” ujar Ketua RW 08 Muh Gozali kepada wartawan, Sabtu (3/2/2024).
Menurut Gozali, ada sekitar 6 rumah yang terdampak reruntuhan pohon bambu. Rata-rata kerusakan di genteng dan bagian atap rumah yang menyebabkan perabotan rumah rusak dan basah akibat air hujan. Jika di estimasi, kerugian per rumah ditaksir mencapai Rp10 juta.
“Jika dikalikan 6 rumah mungkin sekitar Rp60 jutaan. Namun warga juga pasrah mungkin itu sudah bagian, tapi kami berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Sumedang dari Fraksi Partai Golkar yang datang ke lokasi bencana, Asep Kurnia mengatakan terkait bencana angin puting beliung di beberapa Wilayah di Jatinangor, dirinya sebagai anggota DPRD melihat langsung musibah yang terjadi di Desa Cipacing yang dalam catatan itu tadi ada 6 rumah yang rusak berat.
Saat ini, lanjut Akur, masih dalam penanganan gotong royong warga dengan merapikan dan mengangkat pohon bambu yang menimpa atap rumah warga. Warga melaksanakan dengan gotong royong dengan alat seadanya.
“Kami juga berharap pemerintah daerah terutama dinas terkait dalam hal ini BPBD untuk membantu evakuasi pasca kejadian. Jangan menyerahkan sepenuhnya kepada warga, sehingga kemudian ke depan tidak terulang lagi. Jangan karena tidak ada korban jiwa sehingga tidak diperhatikan pemerintah. Oleh karena itu mesti tetap perhatikan. Nah Hari ini saya hadir di sini melihat langsung, mendengarkan juga dari warga seperti apa masukan-masukan ke depan terutama tadi yang dibutuhkan ada alat Senso atau pemotong kayu, supaya mempercepat perapihan,” ujarnya.
Selain ke RW 08 Desa Cipacing, Akur juga melihat kondisi korban banjir di RW 13 Dusun Solokan Jarak, dan Kampung Baru RW 18. Kemudian Akur berkunjung ke RW 13 Desa Hegarmanah menyerap aspirasi permohonan untuk perbaikan sarana air bersih yang rusak akibat hujan dan banjir bandang.
Menurut Akur, memasuki musim penghujan sudah pasti ada bencana yang mudah-mudahan tidak terjadi lagi di Sumedang. Akan tetapi selama ini kan selalu ada saja muncul bencana akibat dari Hydrometrologi Oleh karena itu semua jajaran terkait harus disiagakan. Kedua korban bencana harus ditangani serius, jadi setiap ada kejadian bencana jangan riweuh teupuguh.
“Terutama juga yang paling penting khusus untuk banjir, perlu penanganan serius, terstruktur dan sistematis. Dari Hulu sampai hilir, supaya tidak terjadi banjir. Dengan curah hujan yang sangat deras sangat besar bisa menimbulkan banjir, kan kasihan warga setiap musim hujan selalu jadi korban banjir. Makanya, penangananya harus terstruktur dan sistematis,” tandasnya.