SUMEDANG, 25 Juli 2025 – Kondisi Jembatan Ciminten di jalur Cilopang Girang, Desa Cilopang, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, memprihatinkan. Lokasi tersebut kini menjadi tempat pembuangan sampah liar, terutama limbah pampers bekas yang berserakan di sekitar galengan sawah warga. Warga mendesak agar aparat dan pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan ini.
Menurut warga setempat, pemandangan di sekitar jembatan sangat mengganggu. Sampah terutama popok sekali pakai bekas pakai menumpuk di pinggir sawah, mencemari lahan pertanian yang seharusnya menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Setiap kali memandang sawah, kami harus kerja bakti membersihkan pampers yang berserakan. Ini bukan cuma soal estetika, tapi juga soal kesehatan dan kesadaran lingkungan,” ungkap Asep, salah satu warga setempat, Jumat (25/7/2025).
Dampak Lingkungan dan Pertanian
Kondisi ini dinilai ironis, mengingat sawah-sawah di sekitar Jembatan Ciminten merupakan sumber penghidupan utama bagi sebagian besar warga. Pencemaran oleh sampah terutama limbah rumah tangga yang sulit terurai seperti pampers dapat berdampak langsung terhadap kualitas hasil panen.
“Sawah yang tercemar bisa berdampak pada kesuburan tanah dan kualitas padi. Jika tidak segera ditangani, masalah ini bisa menjadi krisis lingkungan kecil yang merugikan warga secara ekonomi dan kesehatan,” tambah Asep.
Tak hanya masalah sampah, akses jalan di sekitar jembatan juga mengalami kerusakan cukup parah, terutama saat musim hujan. Lubang-lubang di badan jalan dan genangan air membuat mobilitas warga terganggu dan berisiko.
Harapan Warga terhadap Pemerintah Daerah
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan. Selain menyiapkan solusi jangka pendek berupa kerja bakti dan penyediaan fasilitas pembuangan sampah yang memadai, warga juga menginginkan adanya program berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Ini bukan hanya tugas aparat, tapi juga butuh keterlibatan masyarakat. Namun, pemerintah harus memfasilitasi terlebih dahulu, misalnya dengan menyediakan tempat sampah terdekat dan memberi edukasi,” kata Asep.
Menurut warga, tidak adanya tempat sampah resmi di wilayah tersebut membuat sebagian orang memilih membuang sampah sembarangan. Kebiasaan buruk ini lambat laun menumpuk menjadi persoalan yang lebih besar dan merusak lingkungan.
Kampanye dan Infrastruktur Pendukung
Langkah preventif dan edukatif menjadi sangat penting. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan kampanye kebersihan lingkungan secara masif, termasuk melalui jalur pendidikan, tokoh masyarakat, dan media sosial. Selain itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan desa dan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) juga perlu segera direalisasikan.
Warga meyakini bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, lingkungan di sekitar Jembatan Ciminten bisa kembali bersih dan layak huni. Jika tidak segera ditangani, maka pencemaran ini berpotensi meluas dan menimbulkan dampak jangka panjang, termasuk pada kesehatan masyarakat.
Saatnya Bertindak
Kondisi Jembatan Ciminten menjadi simbol dari permasalahan lingkungan yang sering terjadi di daerah-daerah pinggiran. Kurangnya kesadaran masyarakat ditambah minimnya fasilitas membuat sampah liar terus bermunculan. Pemerintah, aparat desa, dan seluruh elemen masyarakat diharapkan segera bergandengan tangan untuk menyelesaikan persoalan ini.
Lingkungan yang bersih adalah hak bersama, dan menjaganya adalah tanggung jawab kolektif. Semoga Jembatan Ciminten dan sekitarnya bisa segera terbebas dari sampah liar dan kembali menjadi ruang yang sehat bagi kehidupan warga.