KJA dan Sampah Menjadi Masalah Paling Krusial di Waduk Jatigede Sumedang

INISUMEDANG.COM – Keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) dan Sampah dinilai menjadi masalah yang sangat krusial di Waduk Jatigede Sumedang yang harus dihadapi bersama.

Demikian disampaikan oleh Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir didampingi Sekretaris Dinas PUPR Sonny Nurgahara saat menerima kunjungan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung di Gedung Negara, Kamis (4/11/2021).

“Jaring apung dan sampah, merupakan masalah paling krusial di Jatigede. Luar biasa memang dinamikanya, tetapi kalau kita kompak kita bisa menghadapinya bersama,” kata Dony.

Untuk itu, kata Dony, agar diperoleh manfaat yang optimal, perlu pemeliharaan supaya bendungan Jatigede tetap lestari dan sesuai fungsinya.

Kabupaten Sumedang ini, lanjut Dony, menjadi daerah dengan berapa proyek strategis nasional. Kendati demikian, dengan adanya proyek strategis nasional tersebut tidak membuat kemiskinan baru di Sumedang.

Ini Baca Juga :  Kenapa di Sumedang Ada Pemberlakukan Ganjil Genap, Ini Keterangan Satgas Covid-19

“Diperlukan strategi penanggulangan kemiskinan di sekitar proyek strategis nasional. Selain itu beberapa tempat wisata di proyek strategis nasional perlu diperhatikan 3 A-nya, aksesibilitas, amenitas dan atraksinya,” katanya.

Pada kesempatan itu, Dony menyampaikan terima kasih kepada BBWS Cimanuk Cisanggarung yang telah merespon berbagai usulan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

“Saya sangat bahagia Kepala BBWS sangat responsif dan sekarang difollow up dengan datang ke Gedung Negara,” tutur Dony.

Dengan koordinasi dan kerja sama yang baik, sambung Dony, apapun masalah yang dihadapi bisa dipecahkan bersama.

“Apapun yang diinginkan bisa diwujudkan dengan kerja sama. Mudah-mudahan kerja samanya semakin meningkat lagi,” jelasnya.

Ini Baca Juga :  Bupati Sumedang dan PT Taspen, Teken MoU JKK-JKM bagi Pegawai Non ASN

Sementara itu, Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung Ismail Widadi mengatakan, pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut komunikasi dan koordinasi sebelumnya antara lain membahas pembangunan Jalan Lingkar Utara, terutama kesiapan lahannya.

Dimana dalam audiensi tersebut, lanjut Ismail, dibahas pula proyek strategis nasional Bendungan Cipanas yang ada pergerakan armada kendaraan masif namun semuanya terukur dan sesuai prosedur perizinan dari Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup.

“Dari 340 armada, kami labeli BBWS dan kami monitor hariannya. Terhadap lalu lintas harian, volume kendaraannya 26 persen dari kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Namun demikian, kami akan berusaha tanggung jawab secara proposional terhadap efek daripada masifnya armada,” ujar Ismail.

Sementara mengenai kesiapan menghadapi bencana, lanjut Ismail, secara institusi BBWS di seluruh wilayah sudah melakukannya pada bulan Agustus 2021.

Ini Baca Juga :  IPDN Sambangi Korban Erupsi Gunung Semeru di Lokasi Pengungsian

Untuk Kabupaten Sumedang sendiri, pihak BBWS belum lama ini melakukan Apel Siaga dengan melibatkan Dinas PUPR, BPBD maupun para Kepala Desa setempat.

“Ada sembilan titik lahan kritis di Sumedang, Empat sudah kami atasi dan lima diantaranya belum ditangani. Mohon disosialisasikan kepala desa agar waspada. Kami akan berusaha mengejar yang lima titik ini,” ucapnya.

Sedangkan mengenai sampah di genangan Waduk Jatigede, tambah Ismail, menjadi permasalahan yang luar biasa sehingga diperlukan upaya yang terstruktur.

“Kami akan alokasikan alat berat khusus untuk waduk. Namu, tentunya kami tentunya membutuhkan dukungan masyarakat dan pemerintah secara terstruktur masalah sampah itu harus dibawa kemana,” tandasnya.