INISUMEDANG.COM – Bukan cita-citanya menjadi seorang tukang Bajigur (minuman tradisional Sunda) keliling namun hidup berkata lain. Selama hampir 30 tahun, Yaya (60) warga RT 02 RW 03 Dusun/Desa Cijambe Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang menjajakan bajigurnya dengan cara keliling kampung menggunakan roda.
Ayah empat anak ini mengaku menjadi seorang tukang bajigur bukan cita cintanya, namun karena nasib berkata lain dan memang perjuangan hidup di zaman serba mahal dan modern ini profesi sebagai tukang jualan bajigur ia tekuni. Panas, hujan, dan angin kencang, serta jalan berbatu menjadi makanan sehari-hari.
Baginya, bekerja adalah ibadah, dan dengan sabar serta ikhlas, semua pekerjaan sulit akan teratasi dengan mudah. Hingga dia sukses menyekolahkan empat anaknya sampai lulus SMA.
Kuncinya, hidup harus disyukuri nikmati prosesnya ikuti alurnya dan yakin hasilnya pun akan berkah. Dan kisah Yaya menjadi cambuk bagi kita yang suka bermalas malasan dan hidup hanya rebahan tanpa kerja keras.
Tak hanya bajigur yang merupakan resep minuman dari keluarga leluhurnya, tetapi dia menjajakan umbi umbian sebagai teman minum bajigur yang dia panen dari hasil perkebunan di pekarangan rumahnya dan sebagian membeli ke petani di sekitaran Paseh.
“Ya saya jualan Bajigur selama 30 tahun dan makanan seperti umbi-umbian, pisang dan yang lainya,” ujarnya.
Menurut Yaya keempat anaknya semuanya perempuan, dan tiga orang sudah menikah. Tinggal satu orang lagi si bungsu yang belum menikah dan sedang menjalani sekolah di SMA.
Diusianya yang sudah cukup senja tapi semangatnya tidak kendor. Justru semakin tua semakin semangat untuk bisa menghidupi keluarga dari hasil jualan Bajigur.
Meskipun dari berjualan Bajigur tidak seberapa, tetapi hasil jualannya berkah. Dan mencukupi untuk menghidupi keluarganya.
Setiap hari keliling ke sejumlah wilayah di Desa Cijambe. Biasanya dia keluar rumah jam 10.00 pagi untuk waktunya kadang tidak menentu karena barang dagangan harus habis. Bahkan tak sering sampai larut malam.
“Terkecuali jika tidak laku ya apa boleh buat dibawa ke rumah buat dimakan bersama anak-anak atau dibagikan ke sanak saudara,” ujarnya.
Yaya menuturkan, berjualan itu iktiar mencari rijki. Sebab, rijki sudah diatur oleh Allah swt. Tetapi keyakinan harus kuat pasti ada rejekinya yang penting ada usahanya, jika hanya diam saja mau dapat rejeki dari mana.
“Sebenarnya sih pengen usaha yang lain, tapi yang namanya lulusan SD, tidak bisa keterampilan apa-apa selain jualan Bajigur. Ya dinikmati saja dan di syukuri, Alhamdulillah anak anak sudah pada nikah tinggal satu lagi yang belum nikah,” ujarnya sambil mengusap keringat di wajahnya.