Kisah Si Tompel, Anak Miskin dari Sumedang Yang Terkenal Jadi Raja Komputer Tahun 88-an (Part 1)

si Tompel
Poto Internet Si Tompel

INISUMEDANG.COM – Kisah petualangan Yusup Randy yang masa kecilnya dipanggil si Tompel adalah anak petani miskin dari Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

Konon katanya, dia lahir di Regol Wetan Sumedang, anak ke-2 dari 5 bersaudara dari Pasutri Abah Awat dan Emak Sukaesih.

Artikel yang pernah dikutip majalah ternama (Tempo) disebutkan, Yusup Randy merupakan pendirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika (LPKIA) yang di tahun 1988 berada dipuncak kejayaan. Sehingga waktu itu, si Tompel anak miskin dari Sumedang ini terkenal dengan nama si Raja Komputer.

Namun bila melihat latar belakang kehidupan si raja komputer dimasa kecil, jauh berbeda. Terlahir dari keluarga miskin tapi tak mau hidup miskin, ingin kaya raya, sehingga bercita-cita ingin jadi saudagar kaya.

Seperti dilansir dari YouTube Umbra Skuul, Diakhir tahun 40-an, keluarga Tompel pindah dan menetap di Bandung. Dia menempuh pendidikan SD, bahkan di usia 8 tahun sudah belajar mencari uang.

Tompel tidak menamatkan SMA, diusia 19 tahun saat duduk kelas 2, dia pergi ke Jakarta bekerja jadi Anak Buah Kapal (ABK). Katanya ingin keliling dunia, karena jadi ABK, cara untuk mencapai cita-citanya.

Ini Baca Juga :  Baru Tahu! Konon Pesawat Tak Pernah Berani Melintas Diatas Makam di Sumedang Ini

Modal Nekat Si Tompel di Jerman Barat

Disebutkan, petualangan si Tompel diawali berlayar ke Singapura lalu lanjut ke Eropa. Namun di Jerman Barat, dia turun dengan modal nekad dan hanya uang 10 dolar. Tidak ada saudara atau teman, bahkan tidak bisa berbahasa Jerman. Hidupnya luntang lantung tidak menentu.

Nasibnya sedikit membaik ketika diterima jadi PRT salah seorang pendeta. Setiap hari menghapal 10 kata bahasa Jerman, lalu 3 bulan kemudian, bisa berkomunikasi dalam bahasa Jerman.

Di Duisburg sebuah kota industri dan perdagangan Jerman, si Tompel masuk sekolah setingkat SMEA. Dia pun sudah bisa menghidupi dirinya sendiri dengan berjualan koran.

Setamat sekolah, dia melanjutkan kursus komputer di Dusseldorf, kota besar yang berpenduduk dua kali di Duisburg. Di sana si Tompel yang diusia 21 tahun bertemu gadis Jerman bernama Elisabert, kemudian menikahinya (1963), dan dikarunia 3 anak.

Ini Baca Juga :  Sosok "Budak Angon' Disebut Cikal Bakal Sumedang Gemah Ripah Loh Jinawi

Nasib Tompel mulai menggeliat, meski hanya modal ijazah SMEA dan kursus komputer, dia mendapat pekerjaan di Jerman yang awalnya sebagai Programing Manager

Karirnya terus melejit. Dia bekerja di Internasional Komputer Limited Inggris selama 2 tahun. Tompel juga berhasil menaklukan Amerika Serikat, bekerja di perusahaan komputer terkenal IBM sebagai Sistem Manager.

3 tahun di IBM Amerika, dia kembali ke Jerman Barat, bekerja di Jerman Data Comunicasion yang saat itu (1979) digaji sekitar 200 ribu dolar pertahun.

Cita-cita masa kecil ingin kaya raya tercapai sudah. Si Tompel mampu membeli mobil mewah. Uang banyak, ilmu segudang, dia memutuskan kembali ke Indonesia setelah 20 tahun lebih melanglang buana. Dia punya tujuan ingin menyebar luaskan ilmu komputer di Indonesia yang diperoleh di negara orang.

Si Tompel Mendirikan LPKIA pada Tahun 1983 di Jakarta

Tahun 1983, tiba di Jakarta untuk memulai bisnisnya. Dengan modal awal 0,5 miliar rupiah, dia mendirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika (LPKIA) yang waktu itu hanya memiliki 70 unit komputer merek Comodor, 9 tenaga pengajar.

Ini Baca Juga :  Makam Bungur Rancakalong Sumedang, Situs Yang Terlupakan Sejarah

LPKIA yang berlokasi Kebayoran Baru Jakarta Selatan itu diresmikan Mentri Tenaga Kerja Sudomo yang waktu siswanya hanya 100 orang. Tapi 3 tahun kemudian (1986) siswanya mencapai 3000 orang dengan lebih 80 tenaga pengajar. Jumlah komputer terus bertambah menjadi 250 unit.

Dalam waktu singkat LPKIA berkembang pesat dengan membuka cabang lagi di jakarta, Bandung, Bogor, Lampung dan Ujungpandang. Sehingga saat itu LPKIA diklaim terbaik di Indonesia.

Pada tahun 1988 jumlah siswa capai 6000 orang dengan tenaga pengajar 3000 orang dan karyawan 500 orang, dengan jumlah 1000 unit komputer.

Aset LPKIA ditaksir mencapai miliaran rupiah, sehingga Yusup Randy alias si Tompel terkenal si Raja Komputer.

BERSAMBUNG..

Bagi anda yang mengetahui nasih Si Tompel, simak edisi selanjutnya !!!