Kisah Pendaki yang Kapok Mendaki Gunung Geulis Sumedang Part 2

Jalur pendakian Gunung Geulis Cimanggung Sumedang
Jalur pendakian Gunung Geulis Cimanggung Sumedang

INISUMEDANG.COM – Kisah ini diceritakan oleh Seorang pendaki gunung asal Bekasi yang memiliki nama keren Lucas ini mengaku kapok untuk kembali mendaki Gunung Geulis Sumedang.

Kisah horor Lucas ketika melakukan pendakian bersama 5 temannya ini, diceritakan dalam YouTube Albert Adventure yang diunggah pada 4 Maret 2021 ini, dengan judul Gunung Geulis Sumedang – Tersesat ke Dimensi Lain|Cerita Horor pendakian|part 2, Berikut penuturannya:

Setelah sebelumnya tersesat di alam lain dan berhasil keluar setelah memilih kembali dari jalan gaib itu, Akhirnya, kata Lucas, kita bertiga meneruskan perjalanan lagi untuk mencapai puncak Gunung Geulis. Namun, ketika sedang diperjalanan, tiba-tiba Velisa berteriak lagi “Kakek” memanggil saya.

Waktu Velisa berteriak memanggil, saya langsung menghampirinya dengan sedikit berlari. Karena waktu itu kita bertukar posisi, jadi Velisa yang jalan paling duluan. Ketika saya sudah sampai ke tempat Velisa berdiri. Tiba-tiba Velisa menunjuk ke suatu arah, dan bertanya itu apa, sambil menunjukkan tangannya suatu arah. “Kakek itu apaan,” kata Velisa ke saya.

“Di Puncak Gunung Geulis ada petilasan, Nah yang dilihat Velisa itu adalah Makam Petilasan tersebut, kalau tentang Petilasan itu, saya tidak tahu Sejarahnya,” ucap Lucas.

Akhirnya, saya menggandeng Velisa dan mengatakan jika itu adalah sebuah petilasan. Memang di area Petilasan itu Auranya beda saja, dan Pohon Beringin gede itu adalah patokan yang menandakan Gunung Geulis. Dan di area Petilasan itu, ada dua makam besar berikut pohon beringin yang berukuran cukup besar.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan kembali, dan sampailah ke puncak Gunung Geulis yang ditandai dengan patok dengan tulisan Gunung Geulis.

Hampir Masuk Jurang Saat Mengejar Hammock Karena angin Kencang

Selanjutnya, kita mencari tempat untuk Ngecamp di area puncak Gunung Geulis Sumedang tersebut.

“Kebetulan tanggal 25-26 Juli 2020 itu, MP Gunung Geulis Sumedang mengadakan acara bersih-bersih Gunung. Jadi waktu itu, ada berapa ratus orang yang berada di puncak Gunung Geulis
yang memiliki empat view yang asik,”” kata Lucas.

Setelah itu, kita bertiga mencari tempat untuk mendirikan tenda, karena berdasarkan keterangan dari panitia, akan ada sekitar 100 orang yang akan muncak lagi ke Gunung Geulis. Akhirnya kita menemukan tempat yang asik dengan view yang indah, dan disitulah kita mendirikan tenda.

Ini Baca Juga :  Pertunjukan Upacara Adat Warnai Perpisahan SMAN 1 Situraja Sumedang

Namun ditempat kita mendirikan tenda itu, anginnya sangat kencang, dan kita berupaya mencari tempat untuk memasang Hammock agar bisa menahan angin, supaya kita bisa memasak air. Tetapi waktu Hammock punya saya talinya kendor.

“Karena Hammock saya talinya kendor, akhirnya Hammock saya terbang terbawa angin. Dan saya secara spontan mengejarnya, dan berhasil menangkapnya, waktu itu dua langkah lagi saya hampir saja masuk ke jurang. Saya tidak tahu bahwa didepan saya itu jurang. Akhirnya setelah itu, kita istirahat mungkin karena kecapean,” ujar Lucas.

Saat sedang istirahat itu, Mas Eko menerima telepon dari Kloter kedua, kebetulan di Puncak Gunung Geulis itu, sinyal telepon masih ada, tetapi tidak untuk semua jenis kartu, hanya kartu tertentu saja.

Waktu itu, saya teriak. Mas (Eko), mereka kemana?, Mas Eko menjawab mereka kesasar ke tempat yang tadi mereka bertiga kesasar. Namun, Waktu itu kata Mas Eko, mereka sudah disuruh balik lagi ke tempat semula.

“Disitu saya kembali tenang, karena kata Mas Eko, Kloter kedua sudah disuruh balik lagi, setelah itu saya tertidur,” ujar Lucas.

Keanehan Lainnya Saat Di Puncak Gunung Geulis

Ketika itu, lanjut Lucas, saya terbangun karena kehausan, waktu itu menunjukkan setengah 3 pagi. Tapi yang saya heran, suasana di luar itu sepi sekali, tidak ada seorang pun yang memasang api unggun ataupun apapun yang biasanya dilakukan pendaki mengisi waktunya di tenda, seperti mengobrol di depan tenda.

Ketika itu, saya teringat kepada kloter kedua, yang belum juga sampai ke puncak. Padahal waktu komunikasi terakhir itu pukul 9 malam. Dan sekarang sudah pukul setengah 3.

Disitu saya mulai panik, tapi waktu HP saya bunyi notifikasi WhatsApp, ternyata dari kloter kedua yang memberitahukan sudah sampai ke patok Gunung Geulis.

“Saat itu, saya jawab jangan kemana-mana, karena saya akan menjemputnya, kebetulan jaraknya hanya sekitar 100 meteran saja. Saya langsung membangunkan Velisa untuk menjemput mereka. Dan akhirnya menemukan ketiga orang yang merupakan kloter kedua tersebut,” kata Lucas.

Ini Baca Juga :  Curi Motor Terparkir, Pria 36 di Sumedang Diciduk Polisi

Akhirnya kita berenam berkumpul di tenda, dan waktu itu saya akan menyiapkan makan buat ketiga orang kloter kedua tersebut.

Saat sedang memasak mie instan, ada yang aneh terjadi, saya melihat api, tapi ntah kenapa saya juga ingin melihat teman saya yang bernama Krisna. Tiba-tiba Teh Krisna memanggil saya, dan saya tahu suara itu bukan suaranya teh Krisna, tetapi suara itu saya sangat mengenalnya.

“Jadi begini, waktu dulu ketika saya masih sekolah kelas 2 SMP, saya mempunyai teman dari alam lain. Dan di puncak Gunung Geulis, saya merasakan kembali keberadaan dia, gua hapal suaranya, gua hapal Auranya, dan itu semuanya ada di teh Krisna. Dan waktu itu dia memanggil terus. Perlu saya kasih gambar, Teh Krisna ini seorang indigo yang bisa mengontrol ketika ada mahluk yang masuk ke tubuhnya,” beber Lucas.

Teman Dari Alam Lain Tiba-tiba Hadir

Yang saya heran itu, teman saya bernama Mirna yang sekian lama tidak pernah komunikasi ini, tiba-tiba hadir di puncak Gunung Geulis. Dan kalau tidak salah sejak tahun 2000an saya sudah tidak pernah komunikasi lagi sama Mirna.

Waktu itu, saya tidak begitu menghiraukan dan kembali ke aktivitas memasak mie untuk mereka. Akan tetapi Teh Krisna kembali memanggil, dan itu saya tahu bukan teh Krisna. Saat itu teman saya Mirna melalui teh Krisna ngomong ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

“Dalam hati saya jawab, nanti saja dibicarakan setelah selesai muncak dari Gunung Geulis. Dan akhirnya, teh Krisna kembali biasa lagi,” ucapnya.

Setelah menyantap mie instan, saya minta mereka untuk istirahat, sedangkan saya bersama Mas Eko membuat Nasi Liwet.

Kemudian, setelah pukul 8 pagi, mulailah kegiatan bersih-bersih Gunung yang melibatkan semua pendaki dan berkahir ketika waktu dhuhur.

Ketika selesai kegiatan, kami selanjutnya berkemas untuk perjalanan turun dari puncak Gunung Geulis. Dan waktu itu teh Krisna minta untuk membawa tas carrier yang saya bawa. Sudah saya jelasin itu berat, tapi teh Krisna tetap minta membawanya.

Ini Baca Juga :  Baru Tahu! Ternyata Ada Situs Candi Peninggalan Hindu-budha Tak Jauh dari Sumedang

Akhirnya, tas saya dibawa sama teh Krisna saat perjalanan turun. Waktu perjalanan itu, kami sempat poto-poto di Patok yang bertuliskan Gunung Geulis dan selanjutnya kita mampir ke Petilasan dan sempat mendoakan almarhum- almarhum yang petilasannya ada disana.

Setelah itu, kami kembali melanjutkan perjalanan turun, dan ketika sampai di Bukit Jarian, saya mengikat patok di Sebuah pohon, tujuannya jika nanti ada pendaki lagi tidak tersesat lagi.

Dan setelah melanjutkan perjalanan ke arah kanan, kita menemukan bongkahan batu batu yang berbentuk seperti meja. Kemudian setelah saya bertanya ke penduduk setempat, dan menurut penduduk, batu batu itu adalah tempatnya pertemuan sesepuh dahulu untuk menyebarkan agama Islam.

Bareng Mas Eko Melihat View Gunung Manglayang

Setelah itu, kami kembali melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya istirahat dan ngopi-ngopi dulu. Dan tibalah kami di sebuah tempat yang daerah itu lahannya sudah ditanami oleh masyarakat.

“Dari situ kita lihat view gunung Manglayang, dan saya sempat mengajak Mas Eko, untuk mendaki Gunung Manglayang. Waktu itu Mas Eko mengiyakan ajakan saya,” tutur Lucas.

Waktu kita sedang melihat pemandangan di daerah itu, ada dua temen saya yang menunggu di bawah, yaitu Teh Krisna sama Kang Dian nungguin kita berdua.

Cuma, lagi-lagi yang saya rasakan pada diri teh Krisna itu teman saya Mirna dari dunia lain itu. Kita terus melanjutkan perjalanan hingga sampai ke rumah Om Kewor, dan setelah istirahat sebentar kita kembali ke rumah Mas Eko.

“Disitulah kita bisa ngobrol-ngobrol sambil menceritakan pengalaman tadi di perjalanan ke Gunung Geulis. Dan Alhamdulillah perjalanan mendaki Gunung Geulis Sumedang sesuai rencana dimana berangkat tanggal 25 Juli dan sampai ke bawah kembali tanggal 26 Juli,” pungkas Lucas mengakhiri pengalamannya selama mendaki Gunung Geulis.

Perlu diketahui kembali, cerita tentang perjalanan pendaki Gunung Geulis ini, diambil dari YouTube Albert Adventure yang diunggah pada 4 Maret 2021 ini, dengan judul Gunung Geulis Sumedang – Tersesat ke Dimensi Lain|Cerita Horor pendakian|part 2. Dan tayangan ini ditonton 17.515 orang dan disukai 203 orang.