Kisah Mistik Gunung Goong Cimanggung Sumedang, Konon Suka Ada Suara Gamelan

kisah mistik gunung goong
NET/ILUSTRASI Gunung Goong atau Gunung Aseupan yang berlokasi di Dusun Cicabe Desa Sindanggalih Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.

INISUMEDANG.COMGunung Goong atau Gunung Aseupan, yang merupakan anak Gunung Geulis di Cimanggung Sumedang memang tak setenar cerita Gunung Geulis. Keberadaannya pun tak begitu mencolok bagi sebagian warga diluar Cimanggung. Sebab, selain gunungnya kecil juga terhalang oleh gunung Geulis jika dilihat dari arah Jatinangor atau Sumedang. Namun, terlihat jelas jika dilihat dari Desa Cihanjuang atau Desa Sawahdadap Cimanggung. Namun, sebagian masyarakat sekitar yakni Desa Sindanggalih, Desa Cihanjuang dan Parakanmuncang mempercayai jika di Gunung Goong ada penunggunya, dan kesehor dengan kisah mistik zaman dulu.

Konon, masyarakat sekitar mempercayai jika gunung itu tempat digelarnya pagelaran seni budaya oleh mahluk khalus atau karuhun zaman dulu.

“Kata bapa saya, memang sering mendengar gamelan, suara Goong, dan kuda kencana yang lewat. Biasanya pada malam syuro atau malam malam bulan mulud,” kata Cucu warga Cikadaton Desa Cikahuripan Cimanggung.

Ini Baca Juga :  Parkir Harian dan Berlangganan Mahal Mana? Warga Sumedang Perlu Tahu

Menurut Cucu, hal itu menjadi masuk akal karena penamaan nama gunung goong diambil dari nama Goong (alat musik tradisional sunda). Selain gunung goong, sebagian warga Cimanggung juga menyebutnya gunung aseupan.

Hal senada dikatakan Saepudin warga Cicabe Desa Sindanggalih Kecamatan Cimanggung yang rumahnya berada persis di bawah kaki gunung goong. Menurutnya, pada malam malam tertentu memang suka terdengar suara gamelan atau nyanyian tembang sunda. Namun, apakah itu datangnya dari gunung atau hanya halusinasi.

Kisah Mistik Gunung Goong Yang Diwariskan dari Kepercayaan Masyarakat Zaman Dulu

“Kalau dulu sebelum ada pabrik TBM (sekarang PT Kwalram 2) dan perumahan SBG memang suka ada suara suara aneh. Kepercayaan masyarakat zaman dulu memang sangat kental sehingga diwariskan secara turun temurun ke anak anaknya meski hanya mitos atau dongeng pengantar tidur. Sekarang, seiring pembangunan di bawah gunung goong sudah banyak, dan perkembangan zaman semakin canggih, sehingga jarang terdengar lagi suara gamelan atau suara Goong,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Menikmati Keindahan Air Terjun Gunung Rambutan, Destinasi Wisata Menakjubkan di Kalimantan Timur"

Saepudin pun menceritakan, sebelum kejadian longsor Cimanggung pada 9 Januari 2021 pun, sebagian korban selamat mendengar ada suara gamelan atau pagelaran seni gamelan di atas bukit. Pertanda itu memungkinkan karena penguasa atau roh roh zaman dulu merasa terganggu dengan eksploitasi yang dilakukan hampir di sekeliling gunung.

Cerita Gunung Goong pun sempat disebut-sebut oleh Adipati Aria Wira Angun angun dari kerajaan Kendan Nagreg Kabupaten Bandung. Adipati Aria sempat ke Gunung Goong untuk bersemedi. Perjalanan Adipati Aria Wira Angun-angun untuk mencari solusi permasalahan hidup dan wabah penyakit. Dimulai pada bulan Syuro dimana beliau selalu bersemedi di Gunung Mayit (sekarang Pasir Sangiang atau Pasir Candi berada di kawasan Desa Tenjolaya).

Ini Baca Juga :  Berusia Ratusan Tahun, Hingga Kini Pohon Sawo Sukatali Sumedang Hadiah Pangeran Mekah Masih Tumbuh Subur

Perjalanan atau ngabaraga itu dilakukan dengan menelusuri pinggiran sana di sisi barat. Kemudian naik menuju bukit Anak Gunung Geulis (Gunung Goong) berlokasi di Dusun Cicabe Desa Sindanggalih Cimanggung. Bukit yang tidak terlalu tinggi tetapi bisa melihat sebagian Bandung dan Sumedang.

Kini, keberadaan gunung goong hampir habis karena ekploitasi oleh salah satu perusahaan textil milik warga kebangsaan India di sebelah utara, serta pembangunan perumahan SBG di sebelah selatan dan di barat pembangunan perumahan Kampung Geulis.