Kisah Bupati Sumedang Ke-40, Hilang Misterius Setelah Didemo Aksi Masa tahun 69-an

Iskandar Mantan Staf Ajudan Adang Kartaman Bupati Sumedang ke-40

INISUMEDANG.COMBupati Sumedang Adang Kartaman (1966-1970) merupakan Bupati Sumedang ke-40 di masa pemerintahan RI. Namun, bupati ini hilang secara misterius setelah diontrog aksi demo tahun 1969.

Peristiwa ini dikisahkan Iskandar (68) merupakan mantan staf ajudan Bupati Adang Kartaman. Selain jaga tamu dan pegang kunci, Iskandar juga bertugas bersih-bersih gedung negara.

“Waktu itu, saya hanya menunggu perintah kepala ajudan pak Eem, tapi hanya 4 orang Pol PP penjaga gedung negara,” ujar Iskandar di Desa Gunturmekar Tanjungkerta, Senin (7/3/2022).

Awalnya Iskandar akan ditugaskan di Dinas PU oleh Yusuf Supandi kepala UP (Urusan Pegawai). Namun tidak mau, sehingga ditugaskan jadi staf ajudan bupati di gedung negara dengan gaji 200 rupiah perbulan.

“Staf ajudan bupati ini punya tugas khusus, yaitu bila tamu harus nulis buku tamu. Dan tamu itu disuruh masuk ruangan bupati jika sudah ada perintah masuk,” tutur Iskandar.

Ini Baca Juga :  Suara Misterius Itu, Tiba-tiba Muncul di Jok Belakang Mobil Saat Melintasi Jalan Cadas Pangeran Sumedang

Iskandar juga mengatakan, bupati ini terkenal kikir alias pelit. Uang hanya 5 perak saja, sisa pengembalian beli rokok kesukaannya merek Amigo, langsung masuk kantong celananya. Staf ajudan tidak diberi makan, alasan tidak masuk anggaran. Tapi ke-4 Pol PP diberi makan hanya dengan lauk ikan asin.

Selain Pelit Kiprah Bupati Sumedang Ini Sama Sekali Tidak Ada Pembangunan

Disebutkan, kiprah Bupati Sumedang ini sama sekali tidak ada pembangunan. Sehingga menjadi pertanyaan bahkan menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat Sumedang.

“Saya belum mengerti politik. Waktu itu pak Ali Bazri masih Mahasiswa, dan banyak masyarakat pertanyakan uang Sentig (dana pembangunan proyek bendungan di sekitar Ganeas). Uang pajak dan uang membangun radio RDKS,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Berada di Pusat Kota Sumedang, Air Sumur Peninggalan Belanda Ini Diyakini Bisa Dijadikan Obat

Dikatakan, Bupati Adang Kartaman tidak tamat sampai habis masa jabatannya. Dia berhenti akibat gejolak masyarakat dengan aksi demonya yang langsung ontrog gedung negara.

“Suatu hari didepan gedung negara penuh mahasiswa. Bupati serta para pejabatnya kedepan temui para pendemo. Namun justru setelah bubar, pendemo malah masuk ramai-ramai ke gedung negara sambil membawa pamflet,” sebutnya.

Mobil bupati merek Nisan penuh ditempeli pamplet yang bertuliskan, dikemanakan uang proyek Sentig, kemanakan uang pajak, dan uang pembangunan radio RDKS.

“Setelah aksi demo itu, tanpa pamit, tanpa cerita kepada siapapun termasuk kepada para bawahannya. Bupati tiba-tiba menghilang tanpa karana bersama keluarganya. Mungkin sekarang disebut hilang misterius,” tuturnya.

Setelah hilangnya bupati tersebut, Pemerintah Sumedang kosong tanpa bupati sekitar 8 bulan. Informasinya masih menunggu gantinya yaitu Drs. Supian Iskandar yang masih menjabat Bupati Karawang.

Ini Baca Juga :  Cerita Karyawan Tinggal di Mess Sendirian, Ternyata Ditemani Oleh Sosok Berbaju Proyek Part 1

“Dulu, jadi bupati itu ditunjuk pemerintah diatasnya (gubernur), bukan seperti bupati sekarang dipilih rakyat melalui Pemilu,” ujarnya.

Bupati Rendah Hati Disenangi Rakyat

Bupati Supian Iskandar, asli orang Sumedang mengganti Bupati Adang Kartaman. Ketika bupati yang baru ini, staf ajudan merasa betah. Tidak hanya diberi makan tapi juga ada jatah rokok merek Virginia. Setiap tamu yang datang diberi makan, pulangnya dibekali rokok merek 555.

Disebutkan, Supian Iskandar benar-benar Figur bapak pembangunan. Bupati Sumedang yang rendah hati, senang blusukan ke daerah sehingga terkesan merakyat dan disenangi semua rakyat.

“Pokoknya nikmat zaman Bupati Supian Iskandar. Bupati yang dihormati, sehingga bawahannya juga taat dan patuh kepada pimpinannya yang rendah hati itu,” katanya.