Puasa Arafah, amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada tanggal 9 Zulhijah, menjadi momen spiritual penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Keutamaannya yang luar biasa, yakni menghapus dosa setahun lalu dan setahun mendatang, menjadikannya sangat didambakan.
Menariknya, yang dikutip dari laman Muhmmadiyah, puasa Arafah memiliki keterkaitan erat dengan wukuf di Arafah, puncak ibadah haji. Namun, jangan salah sangka, puasa ini tidaklah wajib dilakukan bersamaan dengan wukuf. Umat Muslim yang tidak sedang berhaji tetap dapat menjalankan puasa Arafah dan meraih keutamaannya yang luar biasa.
Perbedaan waktu antara Indonesia dan Arab Saudi, tempat pelaksanaan wukuf, tidak menghalangi umat Muslim di Indonesia untuk melaksanakan puasa Arafah.
Nabi Muhammad SAW sendiri memberikan teladan dalam menjalankan puasa ini, bahkan saat tidak sedang berhaji. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau berpuasa pada 9 Zulhijah, menunjukkan pentingnya amalan ini terlepas dari pelaksanaan haji.
Sejarah juga mencatat bahwa puasa Arafah telah dikenal dan diamalkan oleh para sahabat Nabi bahkan sebelum mereka melaksanakan haji bersama beliau.
Hal ini menunjukkan bahwa puasa Arafah bukanlah amalan yang baru muncul seiring dengan pelaksanaan haji, melainkan telah menjadi tradisi yang mengakar dalam Islam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa puasa Arafah tidak harus bertepatan dengan wukuf di Arafah.
Umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tetap dapat menjalankan puasa ini pada tanggal 9 Zulhijah dan meraih keutamaan yang dijanjikan, yaitu penghapusan dosa setahun lalu dan setahun mendatang.
Puasa Arafah adalah kesempatan emas bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang lebih baik.
Mari kita sambut bulan Zulhijah dengan semangat ibadah dan manfaatkan momen puasa Arafah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
