SUMEDANG – Setelah berlangsung selama bertahun-tahun kini, penanganan persoalan Bendung Cihamerang yang menunjukkan titik terang. Pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah bersama seluruh pemangku kepentingan sepakat bergerak satu barisan dengan mengedepankan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama.
Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, menegaskan bahwa seluruh langkah penanganan bendung Cihamerang berlandaskan pada prinsip perlindungan jiwa warga, baik yang bermukim di sekitar bendungan maupun di wilayah hilir.
“Hari ini saya bersama seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan sampai desa, termasuk Kepala BBWS Citarum, TNI-Polri, PU Sumedang, sepakat hadir menjadi bagian solusi. Panduan utama kita dalam melaksanakan penanganan Bendung Cihamerang ini adalah keselamatan jiwa,” kata Dony saat bersama seluruh jajaran Stakeholder melakukan Monitoring terkait penanganan disposal Cihamerang Kecamatan Rancakalong, Sabtu (13/12/2025).
Menurut Dony, perhatian pemerintah tidak hanya terfokus pada aspek teknis bendungan, tetapi juga pada dampak sosial yang dirasakan masyarakat selama ini.
Ia menyebut sekitar 8 hektare sawah tidak lagi bisa digarap akibat genangan air yang tertutup disposal, sehingga pemerintah secara berkala memberikan bantuan kepada warga terdampak.
“Warga yang terdampak tetap menjadi perhatian kami. Selama ini kami memberikan bantuan, baik dari Pemda Sumedang maupun pihak terkait, kepada masyarakat yang sawahnya tidak bisa lagi bercocok tanam karena tergenang air,” ungkapnya.
Untuk penataan bendungan, lanjut Dony, pemerintah menerapkan strategi pengurangan risiko melalui penurunan tekanan air secara bertahap berdasarkan kajian teknis.
“Penataan ini dilakukan untuk menurunkan risiko. Airnya disorotkan agar bebannya tidak terlalu berat. Ini hasil kajian, dan setiap prosesnya terus dimonitor tim teknis agar tetap aman, karena kita khawatir jika dilakukan terlalu cepat justru memicu longsor,” jelasnya.
Sebagai langkah pengamanan tambahan, pemerintah telah menyepakati relokasi sementara terhadap delapan rumah warga yang berada di zona rawan dengan memberikan bantuan uang sewa.
“Sekali lagi, keselamatan menjadi yang utama. Kita tidak ingin ada korban jiwa,” tegas Dony.
Dony juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan penelitian menyeluruh terhadap kondisi tanah dan konstruksi bendung Cihamerang, termasuk gorong-gorong yang ada di bawahnya. Kajian ini akan menentukan arah penataan kawasan secara komprehensif ke depan.
“Kami akan meneliti kekuatan tanah dalam menahan air dan kondisi gorong-gorong yang ada. Hari Senin ini tim akan kembali berkumpul untuk mengkaji kondisi tanah antara bendungan, jalan tol, hingga wilayah di atas bendungan,” ungkapnya.
Terkait pemulihan ekonomi warga, Pemkab Sumedang memastikan bantuan pangan berkelanjutan melalui penyaluran beras cadangan pemerintah (CBP) sebanyak 10 kilogram per bulan bagi warga terdampak.
“Ini bagian dari ikhtiar kami agar warga tidak terus menunggu dalam ketidakpastian. Selama ini juga pernah kami berikan bantuan tunai, dan sekarang bantuan beras akan kami salurkan secara rutin,” tambahnya.
Dony menegaskan, bahwa penyelesaian Bendung Cihamerang tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kajian lintas sektor dan kebersamaan seluruh pihak.
“Ini bukan pekerjaan satu instansi. Kita butuh kebersamaan, saling menguatkan, dan saling mengingatkan. Insya Allah, dengan ikhtiar bersama, solusi terbaik bisa kita wujudkan,” ujarnya.






