Berita  

Kesaksian Warga Tanjungsari Sumedang, Alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu Terkait Kontroversi Ajaran Sesat

Ponpes Al Zaytun
Ponpes Al Zaytun (Internet)

INISUMEDANG.COM – Baru-baru ini ponpes Al Zaytun Indramayu hangat diperbincangkan di media sosial dan jagat raya, gara-gara ajarannya yang tak wajar dan terindikasi jauh dari akidah islam. Seperti wanita boleh menjadi imam khatib Jumat, satu shap dengan wanita, bahkan hukuman zina bisa diganti dengan uang Rp2 juta.

Kontroversi itu muncul sejak postingan di akun tiktok pada Lebaran Idul Fitri 1444H dimana satu shaf perempuan dan laki laki disatukan, dan ada pendeta dalam masjid tersebut. Hingga nama Panji Gumilang pemimpin pondok pesantren disebut-sebut sebagai dalang dibalik sesatnya ajaran di Al Zaytun.

Karena penasaran, Benarkah ajaran di Ponpes Al Zaytun jauh dari syariat islam, tim redaksi inisumedang.com mencoba menelusuri kebenaran informasi itu ke salah satu alumni pondok pesantren Al Zaytun Indramayu asal Dusun Ciperdanta Desa Kutamandiri Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku, berita terkait sholat idul fitri pada 1444H itu memang benar di masjid Besar Al Zaytun. Dan pimpinan pondok pesantrennya pun benar Syehk Abdusalam Rasyidi Panji Gumilang. Namun, ajarannya tidak diajarkan semasa dia mondok selama 6 tahun di sana.

Menurutnya, semasa ia pesantren tak ada yang janggal atau aneh-aneh. Ajarannya sesuai syariat islam dimana rukun islam tetap lima, dan solat lima waktu wajib dilaksanakan. Bahkan, para santri tidak boleh keluar asrama sebagaimana aturan di pondok pesantren umumnya. Santri laki laki pun tak boleh bercampur dengan santri perempuan.

Ini Baca Juga :  Sekedar Mengingat, Ini 30 Situs Sejarah Makam Leluhur Sumedang Lengkap dengan Alamatnya

Sumber Dana Pesantren

“Jadi terkait isyu-isyu saat ini yang mana adan harus menghadap ke makmum tidak ke kiblat, ibadah haji tidak harus ke mekkah, solat satu shap dengan perempuan, dan hukuman zinah cukup dengan membayar Rp2 juta dan disumbangkan ke pondok pesantren itu tidak benar. Atau tidak dilakukan saat saya mengaji di sana. Entah kenapa sekarang jadi viral jeleknya. Dan saya selaku alumni cukup terpukul dan sakit hati jika disamakan dengan NII (negara islam Indonesia). Karena saat itu tidak ada aliran NII sebagaimana isyu yang berkembang saat ini,” ungkapnya saat diwawancarai Rabu (21/6/2023).

Tak hanya itu, kata dia, podcast youtube Mas Ken Setiawan yang menyatakan bahwa ada kumpul kebo, kemudian rukun haji lempar jumroh diganti dengan lempar semen 7 sak, dan uang miliaran ke mesjid itu tidak benar. Semasa pesantren di sana sumber dana hanya dari iuran santri, donatur, dan kotak kencleng di setiap sudut masjid dan proposal ke luar.

“Jadi memang kontradiktif antara fakta semasa saya pesantren dengan kondisi saat ini. Memang kalau solat idul fitri, dan salam Yahudi seperti tersiar di medsos dan youtube itu benar dilakukan Panji Gumilang. Tapi dulu Panji Gumilang tidak seperti itu,” katanya.

Ini Baca Juga :  Hari Kebangkitan Nasional 2024 Jadi Persiapan Menuju Indonesia Emas 2045

Dalang Dibalik Viralnya Ajaran Sesat di Al Zaytun

Sementara itu, Pendiri Yayasan Pesantren Indonesia yang menangungi Pondok Pesantren Al Zaytun, Imam Supriyanto saat diwawancarai live di acara Sisi Demokrasi TV one mengatakan jika Panji Gumilang sebagai dalang dibalik viralnya ajaran sesat di Al Zaytun. Sebab, kata dia, dulu dulu tidak ada ajaran yang melenceng dari syariat islam. Semuanya normal bahkan Al Zaytun pondok pesantren yang paling besar di Jabar dan disegani berbagai pejabat negara.

Tak sedikit, katanya, Pejabat negara mulai era pak Soeharto, Habibi, sampai Jokowi berkunjung ke sana. Namun, melencnengnya ketika tahun 2018 ke sini sejak laporan keuangan di pondok pesantren Al Zaytun membengkak. Dirinya menemukan adanya tagihan ke bank bank di Indonesia sampai Rp 2 miliyar per bulan. Bahkan ada yang harus dilelang aset di Al Zaytun gara gara tak bisa membayar utang ke bank.

“Jadi secara financial Panji Gumilang itu kelabakan masalah uang. Jadi mulai melenceng ajarannya, pake ada salam Yahudi segala. Dan yang saya tahu Panji Gumilang itu berafiliasi ke Israel karena penyumbang keuangan untuk biaya operasional ke sana. Pertanyaannya, kemana peran pemerintah terkait isyu ini,” ujarnya.

Ini Baca Juga :  Sambut Bulan Suci Ramadan, Ratusan Botol Miras Berhasil Disita Tim Kelongwewe Satpol PP Sumedang

Keterlibatan Pejabat Indonesia di Ponpes Al Zaytun

Tak hanya itu, Imam pun membeberkan ada keterlibatan pejabat Indonesia di Al Zaytun sehingga pagar temboknya sulit disentuh. Bahkan, Pejabat negara di sana bisa mengatur kejaksaan, kepolisian, bahkan Mahkamah Agung yang membuat Panji Gumilang kebal hukum.

“Panji Gumilang itu kan alumni Gontor, satu kelas dengan mantan Menteri Agama Pak Surya Dharma Ali. Bahkan pernah menjadi Ketua Ika UIN Sunan Syarif Hidayatullah Jakarta. Jadi memang peran Panji Gumilang sangat penting di negara ini. Jadi tidak ada yang berani menyentuhnya hingga kabar ini viral di medsos,” ujarnya.

Hingga alasan finansial lah, yang diduga sebagai pemicu adanya ajaran sesat di Al Zaytun bahkan Panji Gumilang mengatakan Kalam Allah di Al Quran itu adalah Karangan Nabi Muhammad saw. Dan pernyataan itulah yang menyulut reaksi masyarakat muslim di seluruh dunia untuk mengusut Panji Gumilang sebagai penoda Agama.

“Sekarang saya tanya ke pemerintah, sejauh mana penelusuran dengan MUI Pusat waktu 2018 silam, dan bagaimana hasil penelitiannya sampai sekarang,” tanya Imam kepada Wagub Jabar Uu Ruzanhul Ulum yang on air dengan TV one Selasa (20/6/2023) malam.