INISUMEDANG.COM – Lapas kelas IIB Kabupaten Sumedang melakukan terobosan (inovasi) dalam melakukan pelayanan terbaiknya kepada 278 warga binaan.
Kepala Lapas Sumedang Imam Sapto Riadi, Amd.IP,.Spd,.MH mengatakan, sesuai dengan perintah pimpinan bahwa dalam melakukan pelayanan harus ada perubahan dan terobosan (inovasi) yang terhadap masyarakat atau binaan.
Hal ini dilakukan, sambung Sapto, agar nantinya setelah kembali ke tengah masyarakat umum akan berguna dan tidak dipandang sebelah mata.
“Ada beberapa layanan yang sudah kami lakukan untuk warga binaan. Misalnya, layanan Informasi, layanan Kesehatan, ada juga layanan Pengaduan, layanan perpustakaan dan lain sebagainya”. Kata Imam saat ditemui IniSumedang.Com Kamis 8 Desember 2022 di ruang kerjanya.
Dalam rangka membangun zona Integritas, lanjut Imam. Ada enam yang sudah dibangun saat ini di Lapas kelas IIB Sumedang. Diantaranya ada perubahannya, penatalaksanaannya, SDM, penguatan akuntabilitas kinerja, peningkatan pengamanannya dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
“Kami juga memliki program TAHU, yang artinya Tertib, Agamis, Humanis dan Unggul. Tertib dalam semua hal pelaksanaan, sudah tentu dibekali dengan siraman rohani soal keagamaan, Humanis dalam melakukan segala pekerjaan dan komunikasi. Serta harus menjadi unggul dalam segala hal,” tuturnya.
Inovasi Pelayanan Lapas Sumedang
Selain itu, kata Imam, ada beberapa inovasi yang sudah dilakukan. Yaitu enam Teknologi Informasi dan satu Non Teknologi Informasi (TI), serta Non IT yang dinamakan Perabot Tinggal. Yaitu “Perawat melakukan pendataan dan pengobatan keliling kamar hunian setiap hari”.
“Kami memiliki 2 perawat, dan setiap hari keliling ke setiap kamar hunian setiap pagi, untuk mengecek kesehatan warga binaan. Dan disebut dengan Program Perabot Tinggal (Perawat Melakukan Pendataan Pengobatan Keliling Kamar),” paparnya.
Imam menambahkan, selain program Perabot Tinggal, ada lagi yang namanya Program PUSAKA (Perpustakaan Asongan Keliling Kamar) yang merupakan pelayanan terhadap warga binaan dan itu hasil kerjasama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupatén Sumedang.
“Kami juga memiliki program Tompel Warna yang artinya Tombol Layanan Emergency, ada beberapa kamar yang sudah dipasang, fungsinya bagi warga binaan kalau ada sesuatu yang sifatnya darurat maka tombol itu bisa digunakan,” jelasnya.
Imam menambahkan, masih ada lagi program TAMPOMAS artinya adalah Tampilan Posting Menu Makan Melalui Media Sosial. Jadi apa yang dimakan oleh warga binaan itu akan ditampilkan dan diposting di media sosial melalui Instagram, Twitter, Facebook dan melalui website milik Lapas Sumedang.
“Pada menu makanan itu, kami menyajikan untuk warga Binaan ada 10 menu dan itu macam-macam menunya, seperti daging, telur, ikan sayuran dan lain lainnya, pagi ini saja menunya nasi goreng dan itu ada jatah makannya dari negara sebesar Rp. 19 rb/hari, makan pagi, siang dam malam. Jadi Lapas Sumedang lebih terbuka dan humanis,” tandasnya.