SUMEDANG – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumedang menggandeng Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) PC Sumedang dan sejumlah elemen masyarakat dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Gerakan Keluarga Maslahah (GKM) yang berlangsung di Aula Kemenag, Senin (27/10/2025).
Rakor ini dihadiri oleh 45 peserta yang terdiri dari pengurus ISNU, perwakilan organisasi masyarakat, dan sejumlah LSM. Acara digelar sebagai upaya membangun sinergi lintas sektor dalam memperkuat ketahanan keluarga dan membentuk masyarakat yang sejahtera secara lahir batin.
Gerakan untuk Mewujudkan Keluarga yang Berdaya dan Bermaslahat
Ketua ISNU PC Sumedang, Ade Aam Khoeruman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Gerakan Keluarga Maslahah merupakan upaya strategis untuk memperkuat fondasi keluarga Indonesia.
“Gerakan Keluarga Maslahah ini diharapkan dapat memberikan efek positif bagi bangsa dan dunia, yaitu menghadirkan maslahah (manfaat), menjadi rahmatan lil alamin, serta menyempurnakan akhlak,” ujarnya.
Ade menambahkan bahwa kegiatan rakor ini merupakan agenda ketiga ISNU PC Sumedang, setelah sebelumnya sukses menggelar Pelantikan Pengurus ISNU, Kick-Off Hari Santri, dan Ngobrol Pendidikan Islam.
“Keluarga Maslahah adalah salah satu komponen utama untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Kolaborasi Perdana Kemenag dan ISNU
Dalam kesempatan yang sama, Kasi Bimas Islam Kemenag Sumedang, M. Zaenal Muttaqin, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini.
“Selamat berkhidmat kepada pengurus ISNU Kabupaten Sumedang yang belum lama ini dilantik. Kami berharap kerja sama ini menjadi langkah awal kolaborasi positif antara Kemenag dan ISNU,” ucapnya.
Zaenal menjelaskan bahwa kerja sama Kemenag dan ISNU merupakan kolaborasi perdana yang diharapkan menjadi model kemitraan strategis antara lembaga keagamaan dan akademisi dalam memperkuat peran keluarga sebagai pilar utama bangsa.
Menekan Angka Perceraian dan Konflik Sosial
Gerakan Keluarga Maslahah ini juga diharapkan mampu menjawab berbagai persoalan sosial, terutama tingginya angka perceraian di Kabupaten Sumedang yang menjadi perhatian pemerintah daerah dan masyarakat.
“Program ini penting karena melibatkan para sarjana sebagai motor penggerak. Mereka memiliki kapasitas untuk memberikan solusi terhadap persoalan perceraian, konflik keluarga, dan lemahnya ketahanan rumah tangga,” jelas Zaenal.
Melalui pendekatan edukatif dan pembinaan langsung kepada masyarakat, program ini diharapkan dapat menanamkan nilai harmoni, komunikasi, serta literasi sosial di lingkungan keluarga.
Fokus pada Literasi Keuangan Keluarga
Selain membahas strategi pembinaan keluarga, kegiatan Rakor juga diisi dengan materi literasi keuangan keluarga. Narasumber menekankan pentingnya perencanaan keuangan rumah tangga yang sehat agar keluarga tidak terjebak dalam perilaku konsumtif.
Materi ini mengajak masyarakat untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta mengelola pendapatan rumah tangga secara bijak. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya menciptakan keluarga yang tangguh secara ekonomi dan berdaya dalam menghadapi perubahan sosial.
“Keluarga yang berdaya bukan hanya yang memiliki pendapatan tinggi, tetapi yang mampu mengelola keuangannya dengan bijak,” ujar salah satu peserta diskusi.
Gerakan yang Menginspirasi Kolaborasi Sosial
Melalui kegiatan ini, Kemenag dan ISNU Sumedang berharap Gerakan Keluarga Maslahah dapat berkembang menjadi gerakan sosial lintas komunitas yang berkelanjutan. Selain memperkuat ketahanan keluarga, program ini juga menanamkan kesadaran bahwa kesejahteraan nasional bermula dari keharmonisan rumah tangga.
Kolaborasi ini menjadi langkah awal membangun ekosistem keluarga yang religius, adaptif, dan produktif, sesuai dengan visi Kabupaten Sumedang yang religius dan berkarakter.
Dengan semangat kebersamaan dan sinergi antarlembaga, Gerakan Keluarga Maslahah diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menguatkan fondasi sosial masyarakat Indonesia.






