BANDUNG – Saat ini di Bandung tengah digelar Asia Afrika Festival (AAF) 2024. Event ini dilaksanakan salah satunya untuk mengingat momen Konferensi Asia Afrika 1955 hingga lahirnya Dasasila Bandung.
Sebagaimana diketahui, Konferensi Asia Afrika 1955 ini terlaksana sebagai bentuk solidaritas negara perwakilan di Asia-Afrika yang berupaya menghapus penjajahan dari negerinya pasca terjadinya perang dunia II.
Namun tahukah, ternyata terselip kisah dibalik layar yang tak kalah bersejarahnya di tengah terselenggaranya Konferensi Asia Afrika 1955. Ada sosok fotografer termuda yang turut mengabadikan momen tersebut.
Inen Rusnan rupanya hadir ketika Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955. Saat itu, Inen bertugas menjadi bagian dokumentasi foto berusia sekira 17 tahun.
Meski berusia muda, Inen yang kini tinggal di Cipaganti itu tak canggung ketika bertugas. Sebab, sudah terbiasa menjadi fotografer lepas dan mengirim hasil dari jepretannya ke sejumlah media massa di Jawa Barat.
Bermodalkan kamera Leica F3, Inen telah mengabadikan berbagai momen penting kegiatan KAA saat itu. Foto-foto dari pria kelahiran Sumedang, 2 Agustus 1937 itu kemudian disebarluaskan ke penjuru dunia.
Hasil foto Inen pun juga turut mejeng di Museum Konferensi Asia Afrika dan menjadi perhatian saat acara Asia Afrika Festival. Berdasarkan informasi yang diterima wartawan, Inen belajar foto secara otodidak.
Di usianya yang tak lagi muda, IInen masih menyimpan banyak foto bersejarah hasil jepretan kamera merek Leica-nya. Tak hanya momen KAA 1955 saja, banyak juga foto hasil jepretannya yang lain terus ia simpan.
Foto-foto saat Inen meliput di zaman dahulu kemudian dengan sejumlah pejabat salah satunya Presiden Pertama RI Soekarno menjadi arsip dan kenangan perjalanannya sebagai sosok perekam sejarah Indonesia.