BANDUNG – Bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Bandung terus meluas dampak musim kemarau panjang yang kini tengah berlangsung. Beberapa warga di sejumlah wilayah pun mengalami krisis air bersih.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan terkait kekeringan dampak musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung pihkanya telah mengingatkan seluruh OPD di Kabupaten Bandung siaga.
“(OPD) siaga menghadapi risiko tinggi kekeringan lahan, ketersediaan pangan, air bersih, dan lainnya. Apalagi kini sudah muncul gangguan kesehatan yaitu ISPA dan diare,” ungkap Dadang kepada wartawan.
“Mohon BPBD, Distan, Dinkes, Dispakan, DLH, Disdamkar, Disdagin, serta Perumda Tirta Raharja agar segera mengambil langkah-langkah menghadapi ancaman musim kemarau ini,” katanya menambahkan.
Dadang mengajak semua pihak termasuk aparat kewilayahan blebih responsif dan peka terhadap potensi ancaman terjadinya risiko akibat musim kemarau yang mungkin terjadi sampai akhir September 2023 ini.
“Saya telah meninjau langsung beberapa titik yang kekeringan di Kabupaten Bandung, seperti Pangalengan, Cicalengka, Cikancung, dan Kertasari. PDAM Tirta Raharja melakukan strategi buka-tutup debit air,” tuturnya.
Selain itu, kata Dadang, layanan call center 112 akan mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Sebagai saluran telepon bebas biaya yang bisa diakses masyarakat untuk melaporkan kondisi gawat darurat. Seperti bencana alam, kebakaran, kekeringan, ataupun kondisi gawat darurat medis.
“Meski belum secara resmi diluncurkan, call center 112 Kabupaten Bandung sudah bisa digunakan dan diakses masyarakat. Selain itu, layanan ini akan aktif selama 24 jam setiap hari. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena bantuan akan segera tersedia secara cepat dan gratis,” tandasnya.