INISUMEDANG.COM – Pada proses pembangunan Jalan Cadas Pangeran di Sumedang pada penuh dengan pengorbanan, dari mulai nyawa, tenaga karena kerja paksa (kerja Rodi) Perjalanan pembuatan jalan Cadas Pangeran sudah terangkum di buku buku sejarah. Bahwa Cadas Pangeran dibangun sekitar tahun 1808 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Kali ini, kita akan menceritakan proses pelaksanaan para pekerja dalam proses pembangunan dengan membelah jalan Cadas Pangeran yang terhalang Bukit Cadas untuk bisa ada akses jalan.
Waktu itu, satu satunya cara, bukit cadas tersebut harus dibelah dengan peralatan seadanya. Oleh para pekerja paksa secara manual yang sekarang dikenal dengan nama Cadas Lawang.
Cerita Cadas Lawang saat pembangunan jalan Cadas Pangeran ini, dikisahkan oleh Pa Iri yang usianya mencapai 121 tahun.
Pa Iri yang saat ini tinggal di Cijeruk RT 04 RW 11 Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan. Merupakan Saksi Sejarah kejamnya penjajahan Belanda dan Jepang, dan juga menjadi saksi proses pembuatan Jalan Cadas Pangeran.
Pangeran Kornel Menusukan Kerisnya Dan Atas Ijin Allah SWT Bukit Tersebut Terbelah Kembali Dan kemudian Sekarang Dinamakan Cadas Lawang
Pa Iri menggambarkan dan menceritakan kisah kelam Cadas Pangeran meski sebelumnya, ada ritual yang dilakukan oleh beliau, sebelum bercerita.
“Waktu itu, beratus-ratus orang yang bekerja membelah cadas yang akan menjadi akses jalan dengan peralatan seadanya, mulai dari linggis serta pacul dan lain lain. Orang orang tersebut juga dalam bekerja selalu disiksa dan dianiaya. Tak heran, yang terluka berat dan ringan lebih jauhnya banyak korban yang meninggal,” Ungkap Iri saat bercerita kepada inisumedang.com Sabtu kemarin 5 Maret 2022 di kediamannya.
Ketika pengerjaan membelah bukit cadas tersebut, sambung Iri. Singkat cerita, bukit cadas sudah terbelah dan jadi akses jalan yang dikerjakan dengan susah payah dan tidak sedikit yang jadi korban dalam pengerjaannya itu.
“Setelah terbelah dan menjadi jalan. Tiba-tiba bukit cadas yang terbelah itu menyatu kembali seperti semula, dan kejadian itu berulang ulang. Pada akhirnya, Pangeran Kornel bersemedi di tempat itu meminta pertolongan kepada sang maha Pencipta lalu berdoa,” ujarnya.
Setelah selesai bertapa atau bersemedi, lanjut Iri meneruskan ceritanya. Pangeran Kornel bangkit dari tempat semedinya lalu menuju ke arah bukti yang telah menyatu kembali itu. Dengan ucapan doa doanya, lalu Pangeran Kornel menusukan kerisnya ke bukit tersebut. Dan atas ijin Allah SWT bukit tersebut terbelah kembali dan kemudian sekarang dinamakan Cadas Lawang.
“Jadi, sampai sekarang itu dinamakan Cadas Lawang bagian dari jalan Cadas Pangeran, dan tempat bersemedi atau bertapanya Pangeran Kornel
sampai sekarang masih ada dan disebut petilasan kanjeng Pangeran Kornel saat sedang bersemedi. Kini banyak juga yang berziarah ke petilasan Kanjeng Pangeran Kornel di Cadas Pangeran,” tandasnya.