INISUMEDANG.COM – Banyak kawanan monyet liar wilayah Sumedang yang merusak lahan pertanian warga menjadi salah satu hal yang memprihatinkan. Tak ayal kawanan monyet liar menjadi buruan para pawang monyet.
Namun, disisi lain kawanan monyet liar dinilai bisa menjadi jinak dan berpotensi menjadi daya tarik wisata.
“Satu sisi memang bisa disebut hama karena karena kawanan monyet-monyet itu merusak lahan pertanian warga dan mencuri bahan makanan. Tapi di satu sisi juga bisa menjadi potensi daya tarik wisata jika kawanan monyet itu bisa dijinakan,” jelas Jajat Sudrajat Tokoh Masyarakat Desa Sukaluyu Ganeas kepada IniSumedang.Com, Rabu 28 Desember 2022.
Jajat mengatakan, kawanan monyet menggagu atau merusak lahan pertanian warga karena habitatnya dirusak oleh manusia.
“Saya menilai banyaknya konflik manusia dan kawan monyet liar. Konflik ini terjadi karena rusaknya habitat yang sudah diokupasi manusia. Jadi manusia sudah mengubah habitat monyet ini jadi semacam tempat pemukiman. Akhirnya mereka berkonflik,” tuturnya.
Di beberapa daerah di Indonesia, lanjut Jajat, sudah banyak kawanan monyet liar yang biasa berinteraksi dengan manusia sehingga pengunjung bisa berinteraksi dengan monyet-monyet ini dengan aman.
“Saya contohkan, seperti di rest area Candi Batur yang berada di Desa Bulakan, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Di lokasi tersebut tidak ada candi yang akan menyambut kedatangan para pengunjung, melainkan ratusan ekor monyet liar,” tuturnya.
Intinya, tambah Jajat, manusia bisa hidup berdampingan dengan satwa liar termasuk dengan kawanan monyet.
“Jadi kita itu bisa hidup berdampingan dengan satwa-satwa liar dan tidak saling mengganggu termasuk menjaga habitat kawaman monyet liar,” tandasnya.