Kalah Saing dengan Toko Online, 150 Kios di Pasar Tanjungsari Sumedang Gulung Tikar

SUMEDANG, 17 Desember 2024 – Imbas maraknya toko online seperti di shoope, lazada, Tokped, dan tiktok shop, pedagang pakaian di Pasar Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang mengeluhkan sepinya pembeli. Bahkan, dari 670 kios, 150 kios terutama pedagang pakaian terpaksa menutup kiosnya lantaran sepi pembeli.

Kepala UPT Pasar Tanjungsari, M. Nasir mengungkapkan bahwa perubahan pola belanja masyarakat menjadi faktor utama menurunnya jumlah pengunjung ke pasar tradisional.

“Belanja online sekarang lebih diminati warga, selain harga relatif murah, juga kualitas barang tidak diragukan. Ini membuat masyarakat lebih memilih belanja dari rumah (online) ketimbang datang langsung ke pasar,” ujarnya, Selasa (17/12).

Ini Baca Juga :  Jumat Berkah, Bos Persib Berbagi Rezeki Kepada Tukang Becak di Alun-alun Sumedang

Ia juga menyayangkan sikap sebagian pedagang yang enggan beradaptasi dengan tren belanja digital. Padahal, pedagang harus menyesuaikan dengan keadaan zaman apalagi serba online.

“Saya sudah menyarankan para pedagang untuk mencoba berdagang online, seperti live di TikTok. Saat ini, platform seperti itu sangat diminati. Dari pada menunggu kios sambil melamun, lebih baik memanfaatkan media sosial untuk menjajakan dagangan. Namun, banyak pedagang di sini menolak dengan alasan ribet atau tidak mengerti caranya,” tambahnya.

Kondisi ini diperparah dengan semakin sepinya aktivitas di pasar. Jika dulu pasar ramai hingga sore hari, kini pukul 10 pagi saja sudah terlihat lengang. Padahal, menjelang libur Natal dan tahun baru, biasanya aktivitas di pasar cenderung meningkat dari hari hari sebelumnya.

Ini Baca Juga :  DLHK Eksekusi Puluhan Ton Sisa Sampah di TPSS Pasar Tanjungsari

Sementara itu, salah seorang pedagang pakaian, Edwin, mengaku kondisi pasar saat ini membuatnya semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jangankan untuk menggaji karyawan, untuk makan sehari hari pun sulit.

“Dulu sebelum ada toko online, pembeli masih ramai, tapi sekarang jauh berkurang. Biasanya kios saya buka sampai sore, tapi sekarang pukul 10 pagi sudah sepi,” ungkapnya.

Menurut Edwin, sepinya pengunjung di pasar Tanjungsari terjadi sejak pandai covid 19 pada tahun 2020 sampai 2022. Para pedagang berharap adanya upaya dari pihak pasar maupun pemerintah untuk membantu meningkatkan kembali daya tarik Pasar Tanjungsari.

Ini Baca Juga :  Hari Pertama Puasa, Harga Daging Ayam Melambung Tinggi

Selain itu, edukasi mengenai pemanfaatan platform digital untuk berdagang diharapkan bisa menjadi solusi agar para pedagang mampu bersaing di era modern