Berita  

Kahatex Tepis Isu Pemberhentian 3000 Karyawan Gegara BBM Naik

Isu Pemberhentian Karyawan Kahatex
Manager Umum dan Lingkungan PT Kahatex, Luddy Sutedja saat diwawancara wartawan.

INISUMEDANG.COM – Imbas kenaikan harga BBM dan kondisi ekonomi dunia yang belum stabil, menjadi isu pemberhentian sebagian karyawan PT Kahatex yang habis masa kontrak. Namun, perusahaan textil raksasa tersebut menepis isu tudingan bahwa pemberhentian 3000 karyawan kontrak PT Kahatex dirumahkan dengan sepihak.

Seperti dikatakan Manajer Umum Bidang Humas dan Lingkungan PT Kahatex, Luddy Sutedja. Bahwa dari 3000 karyawan kontrak tersebut, yang habis masa kontraknya atau tidak diperpanjang sejak Bulan Agustus sampai September ada 174 orang.

Luddy pun mengakui jika memang benar kondisi pandemi yang sudah 3 tahun membuat perusahaan-perusahaan selain Kahatex pun kesulitan dari sisi order yang terus turun. Kemudian dilanjutkan lagi dengan kenaikan BBM yang berdampak pada meningkatnya kost produksi perusahaan.

“Tapi sebetulnya kenaikan BBM ini kami masih bisa nyikapin ya, masih bisa atur-atur tetapi karena memang pandemi yang panjang menyebabkan order kita menurun. Kejadian perang Ukraina pun berpengaruh karena kan itu wilayah Eropa ya, produk kita masuk ke sana. Jika dulu prosedurnya tidak sesulit ini, sekarang semua susah, harus izin itu ini. Dan inilah yang menyebabkan buyer kita di Eropa agak kesulitan order ke PT Kahatex,” ujar Luddy saat ditemui di kantornya, Sabtu (17/9/2022).

Ini Baca Juga :  Seorang Wanita di Rancakalong Sumedang Tercebur ke Sumur Sedalam 15 Meter

Selain itu, kata Luddy, adanya pergeseran dari energi Batu Bara ke energi terbarukan, menyebabkan buyer meminta perubahan energi. Kahatex harus sudah mulai berpikir bagaimana menggunakan solar thermal atau solar cell yang bisa menggantikan komunitas batubara.

Pengurangan Jumlah Karyawan Jadi Solusi

“Nah inilah kan perlu kost tinggi, kost itu kan harus disiapkan. Nah menyiasati itu semua agar kita bisa terima order lagi dari Eropa otomatis kita harus menyesuaikan penggunaan energi terbarukan sesuai standar di eropa. Berdasarkan rapat dengan berbagai departemen. Salah satu solusi adalah dengan mengurangi jumlah karyawan dengan tidak memperpanjang kontrak mereka, bukan di PHK begitu saja,” ujarnya.

Dari jumlah 3000 karyawan kontrak PT Kahatex, memang telah dilakukan tidak memperpanjang kontrak sejak bulan Agustus kemarin. Namun, Kahatex juga masih punya hati tidak serta merta tidak merumahkan semua karyawan. Melainkan dipertimbangkan berdasarkan kinerja karyawan kontrak mulai absensi, sikap dengan atasan, dan loyalitas kepada perusahaan.

Ini Baca Juga :  Selama Menjabat Presiden RI, Jokowi Pernah 2 Kali ke Kecamatan Tanjungsari Sumedang

“Kahatex bukan perusahaan yang seenaknya melakukan sesuatu tanpa berpikir, kita tetap memikirkan dampak sosialnya, persoalan lingkungannya. Karyawan Kahatex Ini kan ada banyak masyarakat yang menopang hidupnya di Kahatex. Makanya, kita tetap jaga hubungan baik dengan desa, dengan masyarakat, dengan tokoh masyarakat. Oleh karena itu kita mulai dari bulan Agustus, karyawan yang habis masa kontraknya totalnya ada 632 orang. Dari jumlah 632 orang itu kita enggak langsung putus kontraknya, hanya 60 orang yang dengan sangat terpaksa kita putus kontraknya, bukan PHK ya,” tegasnya.

Dari jumlah 60 karyawan kontrak yang habis masa kontraknya, semua hak haknya dipenuhi, termasuk pesangon selama 2 bulan gajih dibayarkan sesuai UMK.

Isu Pemberhentian Karyawan Kahatex Tidak Ada Hanya Memutuskan Kontraknya

Kemudian, imbas dirumahkannya 60 orang itu, muncul isu di Desa dan lingkungan terdekat bahwa ada saudara dan keluarganya yang dikeluarin Kahatex. Sekali lagi, mereka tidak dikeluarkan, hanya memutuskan kontraknya, karena yang bersangkutan sudah selesai masa kontraknya.

Ini Baca Juga :  Warga Desa Haurngombong Sumedang Curhat ke Kapolsek Pamulihan Ini Isinya

Pemberhentian karyawan kontrak yang habis masa kontraknya dilanjutkan pada bulan September. Sebanyak 786 karyawan sudah habis masa kontraknya, dan dari 786 itu, hanya 90 orang yang tidak diperpanjang masa kontraknya. Tentu dengan pertimbangan dan hasil penilaian setiap departemen dilihat dari absensi, kinerja, dan loyalitas kepada atasannya.

Kemudian, pada Oktober dilanjutkan dengan akan ada 24 karyawan kontrak yang habis masa kontraknya dan tidak diperpanjang perusahaan.

“Jadi sekali lagi sejak Agustus sampai Oktober itu dari jumlah karyawan kontrak sebesar 3000 orang. Hanya 174 orang yang habis masa kontraknya dan kita tidak diperpanjang dengan alasan kondisi ekonomi dunia yang belum stabil. Insya Allah komitmen kami, ke 174 karyawan itu masuk dalam catatan. Artinya bisa dipanggil kerja kembali jika kondisi ekonomi dunia sudah stabil,” tandasnya.

Seperti diketahui, imbas pandemi dan kenaikan harga BBM, serta adanya perang Ukraina dengan Rusia. Menyebabkan Kahatex harus merumahkan sebagian karyawannya karena sudah habis masa kontraknya.