INISUMEDANG.COM – Kades Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara Jawa Barat ini mengaku kesal mengurus pembebasan tanah dan bangunan kantor desa yang sudah 7 terkatung-katung masih tetap belum ada kepastian. Meskipun persoalan pembebasan tol ini, pernah dibahas Komisi 1 DPRD Sumedang. Namun hanya ditanggapi sebatas respon, tidak ada gerakan penyelesaian sama sekali. Satker Tol Cisumdawu dinilai tidak punya skedul dan terkesan ada pembiaran.
“Upaya kordinasi dan konsultasi dengan PPK, BPN dan Satker, baik lewat telpon maupun surat terus dilakukan, tapi tetap mentok jalan buntu. Sementara masyarakat menuntut progres jelas,” kata Kades Mekarjaya Awandi Sopyan diruang kerjanya, Rabu (16/2/2022).
Akibat tidak ada progres dan tidak punya skedul yang jelas hingga 7 tahun, lanjut kades, dari pada protes ke Jakarta, mungkin ada pergerakan masyarakat memblokiran jalan tol bila sudah dioperasikan April mendatang.
“Saya siap dipanggil. Karena secara rasional yaitu upaya diplomasi, tapi selalu kandas. Lalu apa lagi yang harus saya tempuh?,” ujar lagi.
Persoalan ini bukan untuk pribadi, tapi kepentingan masyarakat yang sudah habis kesabaran. Ditanggapi pihak satker hanya sekedar basa-basi ketika diminta ada percepatan.
“Bukan saja tanah dan kantor desa, tapi Tempat Pemakaman Umum (TPU) masih sama belum juga dibebaskan. Sehingga memicu persoalan ditengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan terkatung -katung 7 tahun, pemerintah desa berada diposisi serba salah. Disatu sisi, upaya diplomasi selalu kandas, disisi lain masyarakat menunut progres pembebasan.
“Sehingga asumsi negatif masyarakat muncul yang berangkapan bahwa kepala desa hanya diam saja, tidak becus bekerja,” sebutnya.
7 Tahun Jadi “Rumah Hantu” Tol Cisumdawu
Akibat tidak ada progres dalam proses pembebasan tanah dan bangunan kantor Desa Mekarjaya. Saat ini, kantor desa itu sudah seperti rumah hantu dipinggiran jalan Tol Cisumdawu.
7 tahun kantor desa ditinggalkan penghuninya (perangkat desa), tidak difungsikan lagi sebagai kantor pelayanan publik hingga dibiarkan rusak dengan kondisi semakin parah.
Seluruh area kantor dan ruangan ditumbuhi alang-alang dan rumput liar sehingga muncul spekulasi di masyarakat bahwa rumah hantu kantor desa itu menyeramkan, mungkin diisi mahluk dunia lain.
Satker Tol Cisumdawu Akui Masih Punya “PR”
Satker Tol Cisumdawu saat menghadiri undangan Komisi 1 DPRD Sumedang di Desa Mulyasari pada 24 Februari 2022 kemarin. Mengakui masih punya PR (Pekerjaan Rumah) atas pembebasan tanah kas desa dan wakaf.
Hal itu diutarakan dihadapan 20 kades yang wilayahnya terkena dampak pembangunan Tol Cisumdawu.
“Dari mulai sesi 1, 2 dan 3, sudah hampir selesai. Hanya tinggal tanah kas desa dan wakaf belum dituntaskan, tapi semua sudah dalam proses administrasi,” tandas Parlin Satker Tol Cisumdawu waktu itu.