BANDUNG – Pemkab Bandung meminta seluruh aparat yang ada di wilayahnya. Mulai merapatkan barisan dalam mengantisipasi dan mengidentifikasi ancaman keamanan jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bandung Erick Juriara menilai penting aparat mengidentifikasi ancaman yang akan terjadi. Apalagi di tengah isu yang sedang berkembang jelang Nataru seperti radikalisme.
“Karena ancaman itu bisa terjadi karena dua hal, yakni alam dan manusia. Gangguan alam menyebabkan bencana, kemudian korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang diderita oleh masyarakat,” ungkap Erick kepada wartawan.
Sedangkan gangguan dari manusia, lanjut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Bandung. Dapat berupa kejahatan atau kriminalitas, penyebaran paham radikalisme dan terorisme, pandemi dan lainnya.
“Tentu belum hilang dari ingatan kita, kasus bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar Kota Bandung beberapa waktu lalu. Tentu menjadi peringatan kita bersama untuk lebih waspada, namun tidak panik dalam menyikapinya. Karena kekisruhan, kepanikan dan ketakutan itulah yang diinginkan peneror,” tuturnya.
Dikatakan Erick, berdasarkan data dari Idensos Densus 88 Anti Teror Satgaswil Jabar. Embrio paham radikalisme, salah satunya ada di Kabupaten Bandung dengan perkembangan jaringan teroris berbasis NII (Negara Islam Indonesia).
“Untuk itu, saya ucapkan terima kasih, sebagai upaya menahan penyebaran paham radikalisme di Kabupaten Bandung. Badan Kesbangpol, BIK Mabes Polri dan Kodam III Siliwangi, telah melakukan cabut bai’at sebanyak 3 kali kepada 151 orang,” kata Erick.
Meski benih-benih paham dan ideologi yang menyimpang dari Pancasila masih ada, Erick mengajak kepada semua pihak untuk selalu waspada dengan menguatkan sinergitas.
“Kepada seluruh pihak, unsur dan komponen masyarakat untuk terus tingkatkan sinergitas dan rasa toleransi, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun kehidupan beragama demi tetap terjaganya kondusivitas Kabupaten Bandung,” tandasnya.