INISUMEDANG.COM – Menjelang masuknya musim penghujan antara September sampai Desember, khususnya bulan Oktober-Desember adalah bulan menetasnya telur-telur ular karena proses siklus biologi alami mereka. Biasanya, mereka akan menetas di tempat-tempat yang lembab dan kotor termasuk pekarangan rumah.
Seperti tahun lalu, banyak ditemukan bayi-bayi ular kobra di sekeliling rumah di daerah Bekasi dan Bogor. Sebab, induk kobra menaruh telur di sekitar hunian manusia sekitar bulan agustus – september setelah musim kawin.
Mengantisipasi adanya ular berbisa yang menetas atau berkembang biak di pekarangan rumah, simak nih tips-tips berikut ini yang mungkin akan bermanfaat bagi Anda.
Menurut data dari Yayasan Sioux Ular Indonesia bahwa Ular adalah satwa liar yang habitatnya dekat dengan manusia. Mereka mendapatkan makanan di sekitar tempat tinggal kita. Induk ular secara insting akan menaruh telurnya di lokasi yang banyak makanan ular untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya nanti.
Ular adalah satwa yang mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan baru termasuk pembangunan kawasan yang awalnya adalah habitat mereka. Meskipun tergusur, ular dapat bertahan hidup di sela sela pondasi dan rumah warga.
Ular adalah satwa soliter, hidup sendiri bukan berkelompok sehingga sulit diketahui keberadaannya. Jika ada temuan satu ekor ular, tidak berarti ada kawanannya di sekitar mereka. Ular sangat pintar bersembunyi.
“Kemudian yang terpenting, Ular Tidak membuat sarang sendiri. Sarang adalah tempat tinggal satwa, jika keluar mencari makan dia akan balik lagi ke tempat yang sama. Sedangkan ular bersifat nomaden atau berpindah pindah. Jikalau ditemukan lubang tetasan telur ular, itu adalah tempat induk ular menaruh telurnya dan ditinggal. Induk ular tidak mengerami telur ular,” kata Dodi Mikky pecinta Reptil Jatinangor.
Menurut Dodi, makanan ular/prey (mangsa) banyak ditemukan di sekitar hunian rumah. Dari cacing, jangkrik, kadal, kodok, tikus hingga burung merupakan prey alami ular yang mudah ditemukan. Mangsa mangsa ini akan mengundang ular hadir di sekitar tempat tinggal warga dan jika ada area yang nyaman, ular akan berkembang biak.
“Predator alami ular semakin menipis/berkurang jumlahnya sehingga tidak ada kontrol populasi ular secara alami di alam. Kita perlu menjaga keberdaan Musang, garangan dan biawak yang menjadi satwa pemangsa telur serta bayi ular. Begitu pula burung karnivora (elang, burung hantu) yang merupakan pemangsa ular yang efektif di alam,” ujarnya.
Di kawasan rumah warga kampung/perumahan /cluster, terdapat area yang tidak pernah di bersihkan sehingga memberikan lokasi nyaman bagi ular untuk berkembang biak dan ketersediaan makanan melimpah. Sudut-sudut gelap dan liar ini adalah tempat yang dicari oleh induk ular meletakkan telurnya dan ditinggal.
“Upaya antisipasinya adalah bersihkan rutin area yang rimbun dan tidak tersentuh. Potong rumput tinggi, kerja bakti warga agar ular bergeser keluar kawasan. Jika beruntung ditemukan telur ular untuk dipindahkan (jangan di musnahkan),” ujarnya.
Pasang jebakan tikus, kurangi dan hilangkan tikus di dalam rumah dan di area yang tak terawat. Bau tikus mengundang ular datang. Pasang lampu penerang di halaman rumah untuk memantau pergerakan satwa di sekitar rumah.
“Kemudian, yang harus digaris bawahi, Ular Tidak takut pada: Garam, Tali Ijuk, Sabut kelapa, dan Belerang tabur. Justru Ular cenderung menghindari bau menyengat yang tidak alami di ruang tertutup. Misalnya obat nyamuk elektrik di gudang, memasang semprotan pengharum ruangan otomatis di ruang tertutup. Ular akan mencari udara segar agar daya penciumannya tidak terganggu,” ujarnya.
Jika ada ular di rumah, lanjut Dodi, siapkan sapu atau tongkat. Jangan menyentuh ular meski tidak berbisa. Kontak Pemadam Kebakaran terdekat atau pawang ular untuk membantu penanganan ular.
“Meskipun hanya 20 persen ular yang berbisa mematikan, sebaiknya jangan pegang ular jika belum terlatih. Bekali keluarga di rumah terutama anak anak dan atau asisten rumah tangga untuk tidak menangkap/membunuh ular yang masuk ke dalam rumah. Segera kontak tim rescue agar tidak terjadi salah penanganan. Kalau bisa sediakan serum anti ular berbisa dari Dinas kesehatan atau apotek terdekat,” ujarnya.