INISUMEDANG.COM – Di era serba digital dan teknologi, orang-orang rupanya tidak lepas dari yang namanya gadget. Hampir setiap kebutuhan mereka dilakukan dengan gadget mulai belanja makanan, pesan ojek, hingga pesan kebutuhan dari luar negeri sekalipun. Apalagi, di tengah suasana pandemi masyarakat lebih banyak diam di rumah dari pada bepergian. Alhasil, belanja kebutuhan sehari hari pun memesan lewat online. Hal ini dimanfaatkan kurir paket barang yang kebanjiran order mengantarkan pesanan. Bahkan, dia harus memperkerjakan orang lain untuk mengantar pesanannya.
Tak tanggung tanggung, upah menjadi kurir paket lebih besar dari pegawai negeri sipil dan pengusaha sekalipun. Hasil wawancara ekseklusif tim redaksi IniSumedang.Com dengan salah seorang tukang kurir paket, Fajar Jaya Bagus misalnya. Dia mengaku dalam sehari pendapatannya bisa mencapai Rp 300 sampai Rp 500 ribu.
Rinciannya, kata Fajar, 2500 per paket, dan uang transport dari perusahaan jasa kurir sebesar Rp50 ribu perhari.
Upah Kurir Paket
“Gaji dari perusahaan Rp50 ribu per hari. Kemudian dari paket yang diantar itu Rp 2500 per paket. Jika sehari mengirim paling sedikit 100 paket, sudah Rp250 ribu per hari. Ditambah uang transport Rp 50 ribu, jadi sehari paling sepi Rp 300 ribu dapat. Dikali 30 hari karena kami hari minggu dan tanggal merah juga masuk kerja, jadi Rp9 juta per bulan,” ujarnya.
Belum lagi, kata Fajar, jika memasuki bulan puasa dan menjelang lebaran, pendapatannya dalam sebulan ditambah bonus THR mencapai Rp15 juta per bulan. Angka yang cukup fantastis jika dibandingkan gaji karyawan pabrik atau pengusaha sekalipun.
“Kalau kita rajin dan bekerja keras, sehari itu bisa mengirim paket sampai 200 paket, bahkan ada yang mencapai 300 paket. Tinggal dikali Rp2500 per paket, ditambah uang transport. Belum lagi uang kembalikan COD, ada konsumen yang kadang tidak diambil kembaliannya,” ujarnya.
Wilayah Pengantaran
Fajar menambahkan, wilayah pengantaranya pun hanya di sekitar kecamatan Cimanggung. Tidak keluar kecamatan atau melintas kabupaten kota. Pengeluaran bensin per hari paling Rp10 sampai Rp20 ribu.
“Pengeluaran per hari uang bensin dan rokok Rp50 ribu, karena makan kan di rumah. Kadang bensin tidak diisi tiap hari karena masih banyak,” ujarnya.
Namun, kata Fajar, yang namanya bekerja dan naik motor pasti ada sakitnya, dan rasa jenuh. Sehingga, dia membagi pekerjaannya ke 2 anak buahnya. Anak buahnya digajih Rp1500 per paket. Bahkan, jika tak memungkinkan, dirinya hanya diam saja di rumah pun kegaji Rp3juta per bulan.
“Anak buah itu disebutnya tuyul, jadi yang terdaftar di perusahaan jasa pengiriman hanya nama saya, urusan barang yang hilang dan gaji anak buah itu tanggung jawab saya,” ujarnya.
Bahkan, dirinya juga pernah ketiban sial, 3 paket yang dibawa anak buahnya hilang di Jalan. Jadi, dirinya harus mengganti uang senilai barang ke konsumen.
“Ya resiko kerja ada aja, pernah hilang barang, barang rusak, sampai hilang uang setoran paket COD. Bahkan, teman saya pernah hilang motor dan barang paket kiriman. Paket kiriman senilai Rp3 juta raib termasuk motor Nya. Perusahaan hanya mengganti barang yang hilang sementara motor Nya tidak diganti,” tandasnya.