Sebelum bertempat di SLB (Sekolah Luar Biasa), program ini dulunya berlokasi di Jalan Cemara.
“Tahun 2018 kita bertempat di Jalan Cemara, 2021 kita pindah ke SLB. Sampai saat ini kita berkarya dan bekerja, itu dilakukan di SLB,” kata Asti.
Pada pembuatan karya daur ulang kertas, tentunya membutuhkan stok kertas yang banyak. Kertas-kertas yang diperoleh berasal dari Biofarma dan mahasiswa Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas).
“Alhamdulillah kita di supply dari Biofarma. Dari mahasiswa Itenas juga mengirim,” ujar Asti.
Dari sekian banyak karya yang telah diproduksi, terdapat beberapa karya yang terkenal dan sudah sampai ke mancanegara, yaitu payung dan kipas Jepang.
Untuk menghasilkan karya yang lebih indah, Pihak Cemara Paper berkolaborasi dengan pelukis dalam memproduksi payung.
“Payung dan kipas Jepang sudah terkenal. Kalau kipas sudah sampai ke Amerika, untuk payung mojang dengan ciri khas bunga patrakomala sudah sampai ke Australia,” ucapnya.
Tak hanya payung dan kipas, buku agenda dan block note juga menjadi karya yang cukup laris dikalangan masyarakat.
Selain menghasilkan karya-karya, tentunya Cemara Paper mengikuti banyak kompetensi, salah satunya pameran Jambornas dan berhasil meraih penghargaan.
Dengan semakin dikenalnya dikalangan masyarakat, Asti berharap semoga Cemara Paper dapat terus berkarya menghasilkan produk-produk berkualitas.
“Saya berharap semoga Cemara Paper terus berkarya dan menambah wawasan yang lebih luas, bertambah lagi orang-orang yang lebih peduli untuk bisa membeli produk kami,” tandasnya.