INISUMEDANG.COM – Berbuka puasa atau takjil memang menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Namun, karena surganya kuliner, masyarakat Indonesia kerap tidak memperhatikan kesehatan saat berbuka asalkan menunya enak.
Salah satu makanan pembuka saat berbuka puasa yang sering dikonsumsi adalah sirup dengan pemanis buatan dan aneka gorengan yang kaya akan lemak dan kolesterol.
Berikut adalah beberapa kebiasaan makanan berbahaya yang mungkin sering kita konsumsi saat berbuka puasa.
- Makan Junk Food saat Buka dan Sahur
Makanan siap saji atau junk food adalah makanan dan minuman yang mengandung sirup fruktosa tinggi atau MSG (untuk penyedap rasa). Natrium dan minyak berlebih yang dapat membawa masalah seperti penyakit jantung, kolesterol, dan lemak yang tidak diinginkan. Makanan dan minuman seperti sirup pabrikan, dan makanan cepat saji termasuk makanan jenis junk food.
Sebenarnya ada banyak pilihan makanan sehat yang sangat baik untuk berbuka puasa. Namun, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan berbuka puasa bersama di restoran junk food, yang ternyata berbahaya bagi kesehatan kita. Junk food, seperti keripik, mie instan, gorengan dan makanan kurang bergizi lainnya tidak akan menambah kebutuhan nutrisi.
- Makanan berminyak atau Banyak Gula
Makanan yang digoreng mengandung minyak dalam kadar tinggi yang akan sulit dicerna, terutama jika memakannya disaat sahur. Makanan yang mengandung banyak gula juga bisa berbahaya bagi tubuh kita. Solusinya? Gunakan pemanis alami seperti madu atau tebu atau makan buah-buahan, seperti kurma, untuk menggantikan makanan atau minuman manis. Makanan manis akan lebih cepat dicerna dan membuat kita lebih cepat merasa lapar.
Aneka macam gorengan seperti bakwan, gehu, dan cireng sering kita jumpai di PKL sekitaran rumah. Rasanya pun menggugah selera tetapi tidak baik untuk kesehatan.
Lalu, apalah menu buka puasa yang sehat dan disunahkan nabi? Selama bulan suci Ramadan, di saat berbuka kita sering mendengar orang-orang berkata, ‘berbukalah dengan yang manis’. Berbuka puasa berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW telah diterangkan lewat Hadist Riwayat bu Daud no. 2356 dan Ahmad.
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air,”.
Namun, beberapa ulama ada juga yang menganjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis. Seperti yang disampaikan oleh Ulama Al Hattab Ar Ru’aini lewat kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Khalil. Ia menafsirkan perintah berbuka dengan ruthap atau kurma bertujuan untuk memulihkan penglihatan menurun akibat puasa.
Jika kurma tidak ada, maka bisa diganti dengan makanan manis.”Di antara sunah-sunah puasa adalah menyegerakan berbuka, sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang lemah, menyayangi diri dan menjadi pembeda dengan orang yahudi. Dan dengan memakan kurma atau apa yang semakna dari yang manis-manis, agar mengembalikan penglihatan yang berkurang lantaran puasa,”.
Berbuka puasa dengan yang manis tentu saja diperbolehkan. Sebab bagaimanapun tubuh tetap membutuhkan makanan manis agar gula darahnya stabil saat berpuasa, seperti yang dikutip dari Gizi Pedia. Asalkan jangan berlebihan.
Ditambah, kebiasaan makan yang buruk di bulan puasa, serta kesalahan dalam memilih makanan saat buka puasa dan sahur, bisa menghilangkan manfaat ini dan membawa efek sebaliknya.