INISUMEDANG.COM – Selain Al-Qur’an, hadist merupakan hujjah atau pedoman bagi umat manusia. Karena menyimpan banyak petunjuk untuk kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satunya adalah keutamaan sabar dan shalat yang dijelaskan dalam hadist Nabi SAW.
Berikut keutamaan sabar, seperti apa yang diterangkan oleh pendakwah asal Situraja Sumedang, Ustadz Rd.Encep Mausul Al-Bukhory mengatakan, dalam hadits disebutkan: Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah, melainkan karena suatu dosa yang tidak diampuni, kecuali dengannya atau untuk mencapai suatu derajat yang tidak bisa dicapai, kecuali dengan musibah itu.
Dalam riwayat Ibnu Abi Dunya: Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu bencana dan yang lebih berat dari itu. Bahkan duri, melainkan karena salah satu dari dua perkara. Boleh jadi supaya Allah mengampuni dosanya yang tidak bisa diampuni, kecuali dengan musibah seperti itu. Atau untuk mencapai suatu kemuliaan yang tidak bisa dicapainya, kecuali dengan musibah seperti itu. Demikian disebutkan dalam AzZawaajir.
Nabi Saw. bersabda: “Kesabaran (yang sempurna) itu adalah awal terjadinya musibah.”
(H.R. Al-Bazzar dan Abu Ya’la dari Abi Hurairah r.a. Ini hadits sahih berkata Ibnu Hajar tentang makna hadits ini: Sesungguhnya kesabaran itu dipuji pada waktu mengalami musibah mendadak. Adapun setelah itu, maka tentu saja lebih ringan).
Nabi Saw. bersabda: Andaikata kesabaran itu seorang lelaki, tentulah ia seorang yang pemurah.” (H.R. Abu Nu’aim dari Aisyah dan isnadnya dlo’if).
Oleh karena itu Hasan Al-Bashri berkata: Kesabaran itu salah satu simpanan di surga. Allah tidak memberikannya, kecuali kepada seorang hamba yang pemurah di sisi-Nya.
Nabi Saw. bersa la: “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia mengujinya dengan cobaan (penyakit) yang tak terobati. Jika ia sabar, maka Allah memilihnya. Dan jika ia ridha, maka Allah memilih dan mencintainya dengan kecintaan yang besar.”
Hadist Lain tentang Keutamaan Sabar
Nabi Saw. bersabda: “Tidaklah seseorang menelan sesuatu yang lebih utama di sisi Allah daripada kemarahan yang ditahannya karena mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala.” (H.R. Imam Ahmad dan Thabrani dari ‘Umar). LIR SA VAAMARISA Nabi Saw bersabda: “Kesabaran itu salah satu wasiat Allah Ta’ala di bumi-Nya.
Barangsiapa memeliharanya, ia pun selamat. Dan siapa menyia nyiakannya, ia pun binasa.” Umar ibn Al-Khattab berkata kepada seorang lelaki: Jika engkau sabar, keputusan Allah tetap berlaku dan engkau mendapat pahala. Jika engkau berkeluh kesah, maka keputusan Allah berlaku dan engkau berdosa.
Nabi Saw. bersabda: “Allah Ta’ala mewahyukan kepada Musa bin Imran: Hai Musa, siapa yang tidak menerima keputusan-Ku dan tidak sabar atas cobaan-Ku serta tidak bersyukur atas nikmat Ku, maka hendaklah ia keluar dari bumi dan langit-Ku dan suruhlah ia mencari Tuhan baginya selain Aku.
Dalam riwayat Thabrani dari Abi Hind Ad-Daariy: Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa tidak menerima keputusan-Ku dan tidak sabar atas cobaan-Ku, biarlah ia mencari Tuhan selain Aku.
Nabi Saw. bersabda: “Kesabaran di waktu mengalami musibah mendapat 900 derajat.”
Nabi Saw. bersabda: Kesabaran sesaat lebih baik daripada dunia beserta isinya.
Ali r.a. berkata: Kesabaran itu tunggangan yang tidak bisa tergelincir dan pedang yang tidak bisa tumpul.
Nabi Saw. bersabda: “Kesabaran itu ada empat macam : yaitu kesabaran dalam menunaikan fardhu-fardhu, kesabaran dalam menghadapi musibah, kesabaran dalam menghadapi gangguan orang-orang dan kesabaran dalam menghadapi kemiskinan.
Kesabaran Menghadapi Musibah Menimbulkan Pahala
Kesabaran dalam menunaikan fardhu-fardhu adalah taufik (dari Allah), kesabaran dalam menghadapi musibah menimbulkan pahala, kesabaran dalam menghadapi gangguan orang-orang menimbulkan kecintaan dan kesabaran dalam menghadapi kemiskinan menyebabkan keridhaan Allah Ta’ala.
Dalam hadits disebutkan: “Orang mukmin yang bergaul dengan orang banyak dan sabar atas gangguan mereka lebih utama daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang banyak dan tidak sabar atas gangguan mereka.” (H.R. Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah dari ‘Umar dengan isnad hasan).
Nabi Saw. bersabda: “Apabila terjadi musibah atas seorang hamba pada badannya atau hartanya atau anaknya, lalu ia meng hadapi itu dengan kesabaran yang bagus, maka Allah merasa malu pada hari kiamat untuk memasang timbangan dan membentangkan kitab catatan baginya.”
Dalam suatu naskah diriwayatkan dari Nabi Saw. bahwa beliau bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Apabila Kutimpakan musibah atas salah seorang hamba-Ku pada badan atau anak atau hartanya, lalu ia menerimanya dengan kesabaran yang bagus, maka Aku merasa malu untuk memasang timbangan atau membentangkan kitab catatan baginya.” (H.R. Al-Hakiim dari Anas dan isnadnya dlo’if).
Ibadah Yang Paling Utama Ialah Menunggu Kebebasan
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Al Qudha’iy dari Anas: “Ibadah yang paling utama ialah menunggu kebebasan dari Allah.”
Yakni apabila seseorang ditimpa musibah, lalu bersabar dan tidak mengeluh, tetapi menunggu kebebasan. Maka itulah ibadah yang paling utama, karena kesabaran di waktu mengalami musibah berarti tunduk kepada keputusan Allah Ta’ala :
Berkata penyair: Segala urusan itu bila tertutup jalannya maka kesabaran membuka semua yang tertutup jangan putus asa meskipun lama menunggu untuk mendapat kesenangan bila engkau bersabar patutlah orang yang bersabar mendapatkan keperluannya dan siapa yang sering mengetuk pintu akan mendapat perlindungan.
Inilah akhir dari apa yang dimudahkan Allah Ta’ala dalam kitab ini. Segala puji bagi Allah yang memberi kami petunjuk untuk menyusun kitab ini dan tidaklah kita mendapat petunjuk jika Allah tidak memberi kita petunjuk.
Segala puji bagi Allah yang pertama dan yang terakhir, yang batin dan yang lahir.
Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji sebagaimana yang patut bagi keagungan wajah-Mu dan kekuasan-Mu yang besar.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam yang banyak kepada Sayyidina Maulana Muhammad penutup para nabi dan imam para rasul. Serta kekasih Robbil ‘alamiin dan kepada keluarganya yang baik dan suci serta para sahabatnya yang berbakti dan mulia. Dan para pengikut mereka dengan kebaikan hingga hari kiamat.
Wallahu a’lam Bhis-shawab