INISUMEDANG.COM – Shalat merupakan rukun kedua dari lima rukun islam sesudah membaca dua kalimat syahadat.
Shalat yang merupakan bagian dalam rukun islam harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang yang beriman dan berakal dan sudah memasuki aqil baligh sebagai bentuk ibadah dan ketaan kepada Allah SWT dan Rasulnya.
Shalat memiliki kedudukan yang sangat sangat penting didalam agama islam dan sebagai wujud ketaan dan pengabdian sebagai umat muslimkepada Allah SWT.
Para ulama telah sepakat bahwa yang pertama dihisab di hari pembalasan kelak ada Shalat, maka jika shalat seseorang muslim baik maka insyaallah akan diterima amalan lainnya pun sebaliknya akan ditolak amalan yang lain jika amalan shalat ditolak.
Selain itu, shalat juga merupakan tiang agama, serta menjadi pembeda antara umat islam dan kafir.
Adapun, dalam sehari semalam diwajibkan sebanyak 5 kali dan sudah ditentukan waktu-waktunya.
Jadwal Shalat Untuk Wilayah Sumedang dan Do’a Perlindungan Dari Kejahilan atau Kebodohan
Berikut Jadwal Shalat untuk wilayah Sumedang Rabu 9 Maret 2022/ 6 Sya’ban 1443 H
Imsak 04:27 WIB
Subuh 04: 37 WIB
Terbit 05:53 WIB
Dhuha 06:14 WIB
Zuhur 12:00 WIB
Ashar 15:06 WIB
Maghrib 18: 06 WIB
Isya’ 19:15 WIB
Waktu sholat sudah ditashih oleh
Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama.
Berikut D’oa mohon perlindungan dari Kejahilan atau Kebodohan
رب إني أعوذ بك أن أسئلك ما ليس لى به علم وإن لا تغفر لي وترحمني أكن من الخاسرين
Tuhanku, Aku benar-benar berlindung kepada-Mu agar jangan sampai meminta kepada Engkau tentang apa yang tidak aku ketahui. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan mengasihiku, tentulah aku termasuk orang yang rugi (Q.S. Hûd [11]: 47).
Doa di atas diucapkan Nabi Nûh a.s. setelah ia me mohon pertimbangan Allah untuk menyelamatkan anaknya dari ancaman bahaya banjir besar yang merupakan hukuman dari Allah atas kebangkangan bangsanya. Petunjuk datang dari Allah, yang menunjuki orang yang Ia kehen daki dan menyesatkan orang yang la kehendaki. Sebagai rasul, Nûh telah mengajak semua orang ke jalan Allah, juga keluarga dekatnya, tetapi anaknya membangkang ke padanya. Dalam diri Nûh berkecamuk antara perasaan se dih akan kehilangan anggota keluarga dan perasaan tulus untuk melihat janji Allah terpenuhi. Sebagai manusia, ia merasa tidak sampai hati melihat anaknya harus menjadi korban banjir.
Allah meyakinkan Nûh bahwa anak yang membangkang kepada Allah dan orang tuanya itu sebenarnya bu kanlah anaknya. Ia telah melakukan perbuatan yang tidak baik. Semua itu adalah ketentuan Allah yang berada di luar pengetahuan manusia, dan Allah menasihatkannya supaya jangan termasuk orang yang jahil. Atas dasar ini, ia berdoa, “Aku berlindung kepada Engkau semoga tidak memohon kepada Engkau tentang apa yang tidak aku ketahui. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan mengasihiku, tentulah aku termasuk orang yang rugi.”