INISUMEDANG.COM – Indikator Kesehatan Makro Kabupaten Sumedang dijelaskan melalui Angka Harapan Hidup, Balita Gizi Buruk, Desa Siaga Akif, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Ibu per 100.000 ibu melahirkan.
Representasi dari dimensi umur yang panjang adalah angka harapan hidup. Angka tersebut menggambarkan seberapa lama peluang seseorang untuk bertahan hidup. Semakin tinggi indikator harapan hidup mencerminkan semakin tingginya derajat kesehatan di suatu daerah karena seseorang yang hidupnya panjang cenderung didukung dengan kondisi kesehatan yang baik.
Perkembangan angka harapan hidup Kabupaten Sumedang dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang pelan, tapi pasti. Dari angka 71,8 tahun pada Tahun 2010, meningkat menjadi 72,07 pada Tahun 2018.
Lambatnya kenaikan angka harapan hidup ini menggambarkan bahwa tidak mudah meningkatkan angka harapan hidup dalam jangka waktu satu tahun, karena harapan hidup seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal yang kompleks, antara lain kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga perlu upaya keras di bidang pelayanan kesehatan, dan pelayanan lainnya yang terkait untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Selanjutnya persentase balita gizi buruk selama Tahun 2013-2018 berada dibawah 1%, jika dibandingkan dengan target MDGs yakni 3,60% maka dengan demikian pencapaian indikator balita gizi buruk selama lima tahun di Kabupaten Sumedang tergolong berhasil.
Indikator desa siaga aktif, Kementerian Kesehatan menetapkan SPM desa siaga aktif sebesar 80%. Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase desa siaga aktif pada Tahun 2018 telah terealisasi 100%, sehingga telah mencapai SPM yang ditetapkan.
Adapun Jumlah Kematian Bayi mengalami tren penurunan selama Tahun 2013-2018. Pada Tahun 2013 tercatat 205 bayi yang mati, kemudian menurun di Tahun 2015 menjadi 181 bayi, kembali mengalami peningkatan di Tahun 2017 menjadi 146 bayi, dan di Tahun 2018 meningkat menjadi 155 bayi. Meskipun secara tren mengalami penurunan, namun angka tersebut perlu terus dikurangi hingga angka kematian bayi menjadi 0 kejadian.
Angka Kematian Ibu (per 100.000 ibu melahirkan) menurut SPM Kementerian Kesehatan ditetapkan 0 kasus, namun demikian di Kabupaten Sumedang kelahiran belum mencapai 100.000 sehingga indikator yang digunakan adalah Jumlah Kematian Ibu (Jiwa).
Jika mengacu pada SPM kematian ibu ditargetkan 0 kasus, sehingga Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Sumedang belum mencapai SPM. Pada Tahun 2013 tercatat 52 kematian ibu, kemudian menurun di Tahun 2014 sebesar 38 kematian dan kembali meningkat di Tahun 2015 menjadi 84 kematian. Pada Tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 111 kematian, dan pada Tahun 2017 dan Tahun 2018 menurun signifikan masing-masing menjadi 22 kematian dan 16 kematian.
Kenaikan pada Tahun 2016 dikarenakan adanya ibu hamil dengan komplikasi kebidanan dari puskesmas/bidan yang dirujuk ke rumah sakit, namun terdapat jeda waktu antara rujukan dari puskesmas/bidan ke rumah sakit yang mengakibatkan ibu hamil tersebut mengalami kematian.
Selain itu penyebab kematian Ibu lainnya adalah Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), pendarahan, Infeksi dan Eklampsi. Tahun 2017 kematian ibu disebabkan karena penyakit tidak menular dan penyakit degeneratif.
Kasus ibu hamil dengan penyakit tidak menular kebanyakan tidak terdeteksi dari awal yang disebabkan masih rendahnya kemampuan tenaga kesehatan dalam penggalian riwayat penyakit dan pengendalian penyakit tidak menular yang diderita ibu hamil.
Dalam perspektif kedepan sistem pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu melahirkan perlu disempurnakan sehingga dapat melayani pasien ibu melahirkan dengan cepat, akurat, yang pada akhirnya berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu.
Uraian
Tahun
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Angka Harapan Hidup
71,8
71,86
71,89
71,91
71,96
72,00
72.07
Balita Gizi Buruk (%)
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
<1%
Desa Siaga Aktif
69
71
71
69
69
69
100
Jumlah Kematian Bayi (jiwa)
–
205
202
181
120
146
155
Jumlah Kematian Ibu (Jiwa))
–
52
38
84
111
22
16
Sumber : Dok RPJMD Kab Sumedang 2018-2023