INISUMEDANG.COM – Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Ir Soekarno Jatinangor sampai Tanjungsari menyulut reaksi warga kenapa kendaraan besar seperti sumbu 2 dan 3 masih melintas di Jalan arteri padahal sudah ada jalan tol Cisumdawu. Selain kondisi jalan sempit juga banyaknya pengendara motor serta pejalan kaki di sekitar jalan.
Salah seorang warga Jatinangor, Budiana misalnya. Dia mengaku resah dengan banyaknya kasus kecelakaan yang disebabkan karena adanya truk toronton (kendaraan besar) rem blong dan over load.
“Mohon penjelasan dari yang berwenang, kenapa truk besar masih ke jalan biasa, padahal ada jalan tol Cisumdawu. Sudah sering kejadian di Jalan Jatinangor ke Sumedang. Kasus musibah kecelakaan yang disebabkan oleh truk-truk (kendaraan besar) yang bermuatan lebih atau oper kapasitas,” ujarnya.
Budi menambahkan, apakah bisa pihak Polres/Polda atau Dishub Sumedang mewajibkan Truk/Tronton batubara yang bermuatan lebih agar masuk jalan Tol. Agar bisa meminimalisir resiko kejadian kecelakaan.
Selain itu, adanya truk berat menyebabkan arus lalu lintas tersendat sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Apalagi sudah memasuki perkuliahan dan sekolah tatap muka.
Hal senada dikatakan Kusuma, dia berpesan adanya penertiban untuk parkir liar yang menggunakan badan jalan dan trotoar. Mungkin seperti yang sudah berjalan di kota Bandung parkir liar tidak pada tempatnya, baik di Badan Jalan maupun di Trotoar ada penindakan dan penertiban biar lebih tertib aman nyaman.
“Selain adanya penertiban dan penindakan juga adanya sosialisasi dan penyuluhan untuk menanamkan kesadaran bagi yang suka parkir bukan pada tempatnya,” ujarnya.