INISUMEDANG.COM – Imbas cuaca tak menentu yang melanda Kabupaten Sumedang dan sekitarnya membuat pedagang jajanan takjil sepi pembeli, Minggu (9/4/2023). Dampaknya, mereka harus gigit jari bahkan tak mendapatkan uang sepeser pun.
Salah satunya pedagang bahan baku sirup seperti agar agar dan mentimun suri, Ujang Rustam. Pria yang sehari hari menjajakan dagangannya di Jalan Kolonel Ahmad Syam Desa Sayang Kecamatan Jatinangor mengaku dalam sehari hanya mendapatkan uang Rp50.000 sampai Rp100.000. Belum lagi jika cuaca hujan hampir tak ada sama sekali pembeli.
“Dari tadi hanya laku 2 biji Bonteng suri dan agar agar 1 bungkus. Paling hanya Rp25.000. Ya habis gimana lagi cuaca tidak menentu seperti ini kadang siang panas, sore hujan, pembeli pada sepi,” ujarnya.
Menurutnya, berbeda dengan tahun kemarin ketika masih pandemi dan pemberlakuan PSBB. Meskipun aktivitas dibatasi namun omzet penjualan lumayan besar. Pendapatan kotor saja bisa mencapai Rp200 ribu sampai Rp350 ribu perhari. Pendapatan bersihnya dikurangi ongkos dan belanja barang, mendapatkan sisa Rp100.000.
“Sekarang mah untuk membawa uang Rp100.000 ke rumah susah. Ya paling bisa membawa Rp.50.000 juga sudah untung buat membeli menu makanan buat sahur dan buka,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Ipan Nugraha yang sehari-hari berjualan jus dan seblak goreng di bilangan Jalan Kol Ahmad Syam Dusun Neglasari Desa Sayang Kecamatan Jatinangor itu mengaku pendapatan dari jualannya tak bisa menutup beban kehidupan sehari-hari. Sebab, pembeli sepi meskipun aktivitas warga banyak yang lalu lalang.
“Sehari mungkin dapat Rp30.000, belum untuk bayar kontrakan kios, belum untuk makan, dan untuk beli bahan baku. Untuk kontrakan kios saja, saya perhari harus menyisihkan Rp13 ribu. Sisanya ya untuk makan dan keperluan lain,” katanya.
Ipan pun mengaku heran dengan puasa tahun ini yang memang rata rata belum ada peningkatan yang signifikan. Sekarang, zamannya orang membeli dengan cara online atau memesan ke grab food.
“Kalau sepi, Terpaksa gak akan jualan, habis siapa yang belinya. Kalau dipaksakan jualan juga takut basi dagangannya,” katanya