Hore! Guru Ngaji di Kabupaten Bandung Kini Dapat Insentif

Bupati Bandung Dadang Supriatna

INISUMEDANG.COMBupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan bila di masanya memimpin Pemkab Bandung pembangunan bidang keagamaan bakal menjadi prioritas. Menurut Dadang, salah satu program bidang keagamaan yang diprioritaskan Pemkab Bandung yang tengah berjalan salah satunya melalui pemberian insentif bagi guru ngaji.

“Yang telah dialokasikan untuk pemberian insentif itu 17.000 orang guru ngaji. Dan sampai saat ini yang telah cair dananya sebanyak 12.768 orang,” ungkap Dadang.

Setiap guru ngaji dalam program itu, kata Bupati Bandung, mendapatkan insentif sebesar Rp534.800. Dana Rp350.000 dikirim ke rekening masing-masing para guru ngaji.

Ini Baca Juga :  Sukseskan PIN, Seluruh Rumah Sakit di Bandung Akan Buka Posko Vaksin Polio

Dan sisanya, lanjut Politisi PKB itu, untuk pembayaran dalam program jaminan sosial. Yaitu fasilitas BPJS Kesehatan dan juga BPJS Ketenagakerjaan bagi para guru ngaji.

“Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran masyarakat Kabupaten Bandung yang beragama Islam yang baru mencapai 18 persen,” tuturnya.

Selain mendorong kesejahteraan guru ngaji, Dadang menyebut pihaknya menggulirkan sejumlah program lain yaitu pemberian insentif Linmas dan penyediaan kartu tani.

“Selain itu peningkatan insentif RT dan RW, khusus untuk RT Rp 250.000, sedangkan RW dari Rp 300.000, dan sudah termasuk program BPJS Ketenagakerjaan,” kata dia.

Ini Baca Juga :  Rombongan Pertama Calhaj Asal Kabupaten Bandung Mulai Berangkat

Pemkab Bandung juga, lanjut Dadang, melaksanakan program pemberian modal bergulir tanpa bunga khususnya bagi pelaku UMKM melalui lembaga keuangan bank.

“Tahun ini dialokasikan sebesar Rp40 miliar dan direncanakan bakal terus ditingkatkan beberapa waktu ke depan jadi Rp60 miliar,” ujar mantan Anggota DPRD Jawa Barat itu.

Untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, kata Dadang, Pemkab Bandung telah menyediakan mesin ADM (Anjungan Dukcapil Mandiri) pelayanan KTP di desa.

“Yang telah terealisasi di 31 desa. Tujuannya, agar ke depan tidak ada lagi masyarakat yang mengantre untuk proses pelayanan e-KTP, ” kata Bupati Bandung itu menegaskan.