Harga Sembako di Bandung Mulai Merangkak Naik, DPRD Bereaksi

Ketua Komisi B DPRD Nunung Nurasiah

BANDUNG – Sejumlah kebutuhan pokok atau harga sembako di Bandung dalam beberapa hari terakhir ini mulai mengalami kenaikan. Atas hal tersebut, DPRD pun turut bereaksi.

Ketua Komisi B DPRD Nunung Nurasiah yang ikut mendapat informasi langsung dari masyarakat terkait harga sembako di Bandung merangkak naik ikut buka suara.

“Beberapa komuditas mengalami kenaikan. Emak-emak lebih tahu karena tiap hari ke pasar dan ke warung untuk memenuhi kebutuhan pokok sangat terasa,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Nunung, komoditas beras mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah. Makanya perlu cepat ditangani.

Ini Baca Juga :  Program Jaksa Masuk Pesantren Diapresiasi, DPRD: Bantu Santri Paham Hukum

“Saya apresiasi langkah dari Disdagin yang sempat menggelar program operasi pasar. Mudah-mudahan ini bisa meringankan beban dari masyarakat Bandung,” tuturnya.

Nunung pun berharap ke depan pemerintah dapat mengantisipasi kenaikan harga sembako di Bandung yang kerap terjadi menjelang perayaan momentum besar.

“Pola kenaikannya berulang tiap tahun seharusnya tidak terjadi kalau diantisipasi dengan baik. Misalnya dengan menyuplai barang tertentu ke pasar sesuai permintaan. 

“Lalu diperlukannya kehadiran pemerintah sebagai pengendali harga pasar supaya harga itu tidak naik secara ekstrim seperti beras medium dan juga premium,” katanya. 

Ini Baca Juga :  9 Jenis Pohon Langka Ditanam di Bandung, DLH Beberkan Manfaatnya

Nunung memandang perlu ada beberapa hal yang perlu dilakukan mengantipasi kenaikan harga hingga kelangkaan yang kerap kali menghantui produk komoditas tertentu.

“Kami sarankan pemerintah mengedukasi pedagang agar tidak menimbun kebutuhan pokok disaat permintaan tinggi. Hukum ekonomi itu supply and demand,” katanya.

Jadi, lanjut Nunung, semakin besar kebutuhan akan mempengaruhi harga karena ketersediaan barang. Maka harus menerapkan upaya seperti antisipasi dini.

“Karena ini sudah berulang dan kita sudah bisa prediksi ke depannya. Kemudian ada pengaturan barang. Harus ada intervensi barang terharap satuan harga,” tandasnya.