INISUMEDANG.COM – Makin tidak terkendalinya harga kedelai saat ini membuat para pengusaha Tempe dan Tahu Sumedang meradang dan siap mogok produksi.
Lulu Sutarna (33) Pengerajin tempe yang berlokasi Dusun Cipadung RT 02/09 mengaku siap menghentikan atau mogok produksi dan jualan tempe sesuai surat pemberitahuan yang dia terima dari Pusat Koperasi produsen tempe tahu Indonesia (Puskopanti) Jawa Barat.
“Berarti mulai hari Senin sampai Rabu dari tanggal 21 sampai tanggal 23 Februari 2022 kami berhenti berproduksi dan berjualan tempe tahu,” jelasnya.
Dikatakan Lulu, surat dari Puskopanti Jawa Barat tersebut bersifat mengikat kepada pengerajin dan pedagang tahu tempe.
“Kami akan mengikuti himbauan itu sebagai bentuk solidaritas dan senasib sepenanggungan,” imbuhnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dalam menyikapi terjadinya kenaikan harga kedelai yang terus dan tidak tetkendali, tidak dapat diikuti oleh penjualan produk Tempe Tahu Sumedang, berakibat banyak pengerajin yang berhenti berproduksi dan gulung tikar. Serta memperhatikan aspirasi yang berkembang di daerah di Jawa Barat.
“Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terbiasa menikmati tempe dan tahu atas ketidaknyamanan situasi dan kondisi pada saat ini,” paparnya.
Lulu mengatakan biasanya harga kedele dikisaran Rp8 Ribu Rupiah namun saat ini tembus Rp11 Ribu per Kg.
“Harga kedele saat ini cukup tinggi. Saya kalau membeli kedele dikisaran harga Rp11,300 Rupiah, semula hanya RP 8 atau Rp 9 Ribu cukup stabil,” ungkapnya
Ia berharap dalam waktu dekat harga kacang kedele kembali murah dan bisa stabil.
“Saya berharap harga kacang kedelai kembali distabilkan supaya kami bisa kembali berproduksi dan berdagang,” harap Lulu.