INISUMEDANG.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang menyebutkan hampir 50 persen kawasan mengalami ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di musim kemarau.
“Berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, hampir 50 persen daerah di Kabupaten Sumedang mengalami ancaman Karhutla,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno saat dikonfirmasi wartawan, di ruang kerjanya, Kamis 25 Juli 2024.
Kendati demikian, lanjut Atang,
BPBD Kabupaten Sumedang sudah memetakan daerah daerah yang dianggap sangat rawan terjadinya Karhutla.
“Hasil pemetaan kami ada 22 desa di 7 Kecamatan yang dianggap sangat rawan terjadinya Karhutla. Diantaranya di Kecamatan Ujungjaya meliputi 5 Desa yaitu Desa Palabuan, Keboncau, Ujungjaya, Sakurjaya, dan Cibuluh, Kecamatan Tomo ada 3 Desa meliputi Desa Tomo, Karyamukti, Bugel Padanaan. Dan Kecamatan Conggeang meliputi Desa Gendereh, Babakan Asem, Ungkal,” ungkap Atang.
Selain itu, lanjut Atang, di wilayah Kecamatan Surian meliputi Desa Tanjung, Surian, dan Nanjungwangi, Kecamatan Cimalaka meliputi Desa Cibeureum Wetan, Licin, Padasari, Kecamatan Tanjungkerta Desa Gunturmekar dan Cigentur serta Kecamatan Sumedang Selatan Kelurahan Pasanggarahan Baru dan Kotakulon.
“Itulah kawasan-kawasan yang hasil pemetaan kami dianggap sangat rawan terjadi Karhutla. Dan yang paling sering menjadi langganan Karhutla di wilayah Kota Sumedang adalah Gunung Palasari. Dan kemarin baru saja terjadi di kawasan itu,” ucapnya.
“Dan berdasarkan laporan yang kami terima, di musim kemarau ini terdata ada sebanyak 6 kejadian kebakaran lahan. Namun, sifatnya belum terlalu besar dan dapat diantisipasi,” tambahnya.
Menghadapi musim kemarau ini, Atang menuturkan bila BPBD Kabupaten Sumedang sejak awal sudah melakukan beberapa langkah, diantaranya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat. Mengimbau kepada aparat terkait agar tetap waspada dan hati-hati menghadapi musim kemarau tahun ini.
“Kemarau tahun ini, memang kemarau sifatnya basah. Tapi bukan berarti tidak membahayakan. Dan puncak musim kemarau tahun ini berdasarkan prakiraan BMKG akan berakhir pada akhir bulan Juli ini. Dan Insya Alloh kami juga dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan BMKG,” tuturnya.
Diakui Atang, bila hingga saat ini BPBD Kabupaten Sumedang belum mengeluarkan SK Bupati tentang Siaga Darurat Bencana Karhutla. Karena untuk mengeluarkan SK tersebut harus dilakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda.
“Saya sudah meminta untuk rapat koordinasi dengan Forkopimda ini dengan Kesbangpol sebagai leading sektornya. Insya Allah hari Kamis pekan depan akan dilaksanakan rakor tersebut,” ujar Atang.