BANDUNG – Seorang guru SD di Bandung bernama lengkap Anisa Nurfaida meraih beasiswa pasca sarjana atau S2 di salah satu perguruan tinggi di negara Australia.
Pendidikan S2 guru muda yang setiap hari mengajar di SDN 005 Babakan Ciparay Bandung ini. Akan dibiayai penuh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) RI.
Nisa, begitu sapaannya, mengajar di kelas 1A dan 1D untuk bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Sunda, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Pendidikan Pancasila, dan Seni Rupa.
“Saya orang yang suka belajar. Selalu ingin tahu apa sih yang lagi up to date,” katanya saat ditemui di SDN 005 Babakan Ciparay.
Nisa mengungkapkan, masa pandemi Covid-19 telah menjadi titik balik baginya. Sehingga guru yang mengajar di SDN 005 Babakan Ciparay sejak tahun 2019 ini merasa prihatin dengan dunia pendidikan yang sempat kolaps akibat pandemi Covid-19.
“Saya cari info di internet, di beberapa kampus dan seminar pendidikan. Harapannya jika ada pandemi lagi di kemudian hari atau tantangan lain kita bisa mewujudkan pendidikan secara ideal,” katanya.
Tantangan Dinamika Pendidikan
“Lalu saya berpikir harus nambah ilmu untuk menjawab tantangan dinamika pendidikan ke depannya”. Imbuh Nisa yang merupakan alumni Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sebelas April.
Dari sanalah, Nisa kemudian memilih melanjutkan studinya di bidang General Education Studies, Monash University. Dia pun mencoba untuk mengikuti program beasiswa LPDP.
Monash University Australia termasuk dalam daftar 50 universitas terbaik di dunia peringkat ke-44 Universitas Dunia 2023 oleh Times Higher Education (THE). Monash University juga termasuk ke dalam the Group of Eight kampus terbaik di Australia.
Alasan Nisa memilih General Education Studies karena mata kuliah yang ditawarkan bersifat holistik.
Selain mata kuliah internal seperti Asesmen Pendidikan ada juga mata kuliah pendukung lainnya. Seperti pendidikan inklusi, “digital learning and teaching experience” yang berbeda.
“Harapan selanjutnya ingin bekerja sama dengan banyak teman-teman guru dan kepala sekolah di Bandung untuk membentuk iklim pengembangan sekolah yang holistik,” tutur wanita kelahiran 1987 itu.