INISUMEDANG.COM – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Adalah platform pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan yang dilaksanakan dengan pendekatan berbasis masyarakat. Seperti proyek pembangunan Pamsimas yang berlokasi di Desa Naluk Kecamatan Cimalaka kabupatén Sumedang.
Namun sayangnya, proyek pembangunan pamsimas yang berada di Desa Naluk ini sudah genap satu tahun ini mangkrak. Dan manfaatnya belum bisa dinikmati oleh masyarakat. Padahal, tidak sedikit anggaran yang dikucurkan, baik itu dari anggaran Pamsimas hingga ratusan juta rupiah. Sampai pihak Désa Cikole pun mengeluarkan anggarannya puluhan juta rupiah.
Kepala Desa Naluk Samsu Hidayat mengakui atas mangkraknya program Pamsimas di wilayahnya tersebut. Bahkan, pihak desa sejak mulai dibangun Pamsimas pada akhir tahun 2021 sampai sekarang masih belum juga berjalan. Dan pihaknya tidak mengetahui apa permasalahan yang sebenarnya.
“Apa penyebabnya saya tidak tahu, yang mengerjakan, yang punya anggaran dan transaksinya itu kan kelompok Pamsimas. Bahkan pihak desa sudah membantu secara keuangan lebih dari kewajiban,” ungkap Samsu kepada IniSumedang.Com Kamis 15 Desember 2022 di ruang kerjanya.
Imbas Mangkraknya Pekerjaan Pamsimas Desa Naluk
Mangkraknya pekerjaan Pamsimas itu, kata Samsu, membuat pihak desa terkena imbas hingga dipanggil oleh BKAD Kabupaten Sumedang.
“Pada pemanggilan itu, saya jelaskan bahwa pihak desa sudah memberikan lebih dari kewajibannya, dan memberikan kepada tim Pamsimas apa yang diminta, termasuk inces dan pengadaan tanah,” ungkapnya.
Disinggung, berapa besaran anggaran yang diberikan oleh pihak desa ke tim Pamsimas dan berapa anggaran pekerjaan Pamsimas tersebut. Samsu mengaku tidak mengetahuinya secara rinci karena catatannya ada Sekertaris dan Bendahara Desa.
“Soal anggaran yang diberikan saya kurang mengetahuinya karena catatannya ada di Sekretaris dan Bendahara Désa, dan kebetulan sekarang mereka tidak ada di kantor desa,” jawabnya.
Selama waktu pembangunan, lanjut Samsu, tidak ada komunikasi dengan pihak desa. Sementara dalam pekerjaannya, meski ada pendamping atau pengawas dari dinas terkait tetapi tetap tidak ada komunikasi dengan pihak desa.
“Kalau jaringan pipa sudah terpasang, bahkan airnya pun sudah ada. Namun, kemarin tim Pamsimas meminta kembali untuk dibantu dalam pengerjaan finishing dan pihak desa pun memberikan sebesar Rp. 10 juta, tapi kenyataannya sampai sekarang masih saja belum beroperasi,” tandasnya.