INISUMEDANG.COM – Nana Suharna seorang warga Dusun Babakan Desa Mulyasari Kecamatan Sumedang Utara Sumedang Jawa Barat, tukang sayur yang belakangan ini menggeluti bisnis sayur dengan sistem Hidroponik, mengaku, bisnis sayuran ini selalu kebanjiran order (pesanan).
Menurutnya, banyak yang datang dari para pengusaha pasar modern, salah satunya Swalayan Griya Sumedang.
“Disini ada sekitar 12 ribu lubang tanam dengan 4 jenis sayuran yang laku keras bahkan primadonanya pasar modern seperti sayur jenis Paksoy, Seladah, Bayam dan Kangkung,” tutur Nana di lokasi Hidroponik miliknya, Minggu (20/2/2022).
Untuk pasar sayur ini, lanjutnya, dirinya kewalahan, karena order tidak hanya datang dari wilayah kota. Namun beberapa kecamatan seperti Tomo, Jatinangor bahkan luar Sumedang seperti Majalengka dan Subang.
Kewalahan Pembeli Luar Pelanggan
“Para pembeli sayuran ini langsung ambil ditempat yang sebelumnya pesan melalui WA. Namun terkadang minta diantar ketempatnya tentu ada ongkirnya,” sebut dia.
Usaha sayur ini sudah punya pelanggaan sendiri, kebanyakan pasar modern atau swalayan. Yang disebut kewalahan ini, kata dia merupakan membeli diluar pelanggan hingga kehabisan stok.
“Dengan modal awal untuk sarana (kebun Hidroponik) diantara Rp. 20 juta hingga 30 juta yaitu pembelian instalasi faralon (pipa air), bambu, plastik penutup dan netpot (pot kecil) termasuk pompa air,” katanya.
Sebab, untuk modal bibit sayuran dan pupuk sambil berjalan, dimana ketika panen, maka bibit sayur dan pubuk itu dibeli kembali sekitar Rp. 500 ribu.
Pasca taman, lanjutnya, akan berbeda tergantung jenis sayuran. Namun bila dirata-rata mulai penyemaian hingga panen diantara 20 hari sampai 25 hari untuk sayur jenis Paksoy dan Seladah.
Sementara untuk Kangkung dan Bayam hingga ke masa panen hanya 15 hari dengan hasil 250 kilogram. Sehingga dalam sebulan dua kali panen dengan hasil 500 kilogram.
Hampir sama dengan jenis Paksoy dan Seladah, sekitar 20 lubang taman untuk mendapatkan 1 kilogram, sehingga dalam 1 kali panen akan mendapat sekitar 500 kilogram.
“Modal berjalan untuk pembelian bibit sayur dan puput sekitar Rp. 500 ribu perbulan, dan akan mendapat keutungan kotor sekitar RP. 5 juta perbulan,” katanya.