FIB UI Berdayakan Desa Mekar Rahayu Lewat Agrowisata Kebun Anggur

Wisata Petik Anggur Desa Mekar Rahayu
Dr. Filia, S.S., M.Si., Ketua Tim pengabdian masyarakat FIB UI

Sumedang, 7 Desember 2024 – Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program pemberdayaan berbasis infrastruktur agrowisata.

Pada tahun akademik 2024-2025, tim pengabdian masyarakat FIB UI memfokuskan kegiatan mereka di Desa Mekar Rahayu, Sumedang Selatan, Jawa Barat, dengan mengembangkan Agrowisata Kebun Anggur sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Program ini melibatkan kerja sama erat antara FIB UI dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Motekar Jaya Desa Mekar Rahayu. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pengelolaan kebun anggur sebagai potensi unggulan desa, sekaligus menciptakan peluang ekonomi berbasis pariwisata dan pertanian.

Tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Dr. Filia, S.S., M.Si., dengan anggota Wiwin Triwinarti, M.A. dan Dr. Fitria Sis Nariswari, M.Hum. menghadirkan pendekatan interdisipliner dalam mendesain program ini.

Mereka menggabungkan perspektif budaya, ekonomi, dan pariwisata untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi program bagi masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaannya, program ini mencakup dua aspek utama: pembangunan infrastruktur pendukung agrowisata dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Infrastruktur yang direncanakan meliputi fasilitas kebun anggur, area edukasi, dan ruang promosi produk lokal. Sementara itu, masyarakat dilatih dalam manajemen agrowisata, pemasaran digital, dan praktik pertanian berkelanjutan.

Ini Baca Juga :  Hari Ini Kasus Konfirmasi Yang Dirawat Sebanyak 4 Orang

“Kami ingin memberikan kontribusi nyata yang tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga membangun kesadaran budaya dan ekologis di tengah masyarakat,” ujar Dr. Filia, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UI. Ia menambahkan, program ini diharapkan menjadi model bagi desa lain yang ingin mengembangkan potensi lokal mereka.

Filia menambahkan, Tujuannya sederhana namun penuh visi: menciptakan pengalaman wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan memberdayakan ekonomi lokal.

Kata Filia, Infrastruktur adalah elemen krusial dalam pengembangan destinasi wisata. Untuk menjadikan Desa Mekar Rahayu sebagai tujuan yang menarik, maka hari ini Sabtu, 7 Desember 2024 diadakan workshop bersama stake holder Desa, workshop ini menyoroti pentingnya aksesibilitas yang baik.

“Jalan menuju desa akan diperbaiki dengan penambahan tanda pemarkah yang jelas untuk memandu wisatawan. Desain pintu masuk dan keluar lokasi juga dirancang agar memberikan kesan pertama yang positif sekaligus memudahkan arus pengunjung”. Tambahnya.

Masih kata Filia, di dalam lokasi wisata, jalur khusus untuk kegiatan petik anggur menjadi salah satu fokus utama.

Ini Baca Juga :  Ini Data Korban Lakalantas Bus Maut CTU Pengantar Rombongan SDN Sayang Jatinangor Sumedang

“Jalur ini tidak hanya dirancang fungsional, tetapi juga estetis, sehingga wisatawan merasa nyaman dan puas. Selain itu, disediakan pula fasilitas pendukung seperti keranjang untuk memetik anggur, tempat penimbangan hasil panen, dan area pembayaran yang terintegrasi”. Ucapnya.

Tidak kalah penting kata Filia, Fasilitas lainnya seperti mushola, tempat parkir yang memadai, toilet bersih, dan area tunggu menjadi perhatian utama untuk memastikan kenyamanan pengunjung. Konsep ini mengambil inspirasi dari budaya kebersihan Jepang, di mana setiap detail dikelola dengan standar tinggi, termasuk keberadaan petugas kebersihan yang selalu siaga.

“Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, disediakan area kafe dan kantin. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat istirahat, kafe ini juga dirancang untuk mempromosikan produk-produk lokal, seperti jus anggur, makanan tradisional, dan cinderamata khas Desa Mekar Rahayu”. Jelasnya.

Lebih jauh Filia mengungkapkan, Selain infrastruktur yang memadai, pengalaman wisata juga ditentukan oleh kualitas layanan atau hospitality. Hospitality sebagai aspek utama yang harus melekat dalam setiap interaksi dengan pengunjung. Konsep “Welcome Home” menjadi filosofi pelayanan, di mana setiap wisatawan diperlakukan seperti tamu yang datang ke rumah sendiri.

Ini Baca Juga :  Terra Drone Mengadakan Demonstrasi Penerbangan Multi-Drone Berbasis UTM Pertama di Indonesia: Membuka Jalan untuk Operasi Drone yang Lebih Aman dan Terukur di Seluruh Asia Tenggara

“Pelayanan ramah, penuh senyum, dan tulus menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan pengunjung. Bahkan ketika menghadapi perilaku yang kurang menyenangkan, petugas di lokasi wisata tetap diwajibkan menunjukkan sikap profesional dengan tetap ramah dan membantu. Setiap fasilitas, mulai dari pintu masuk, area petik anggur, hingga kafe, akan memiliki petugas yang bertanggung jawab untuk memastikan kenyamanan wisatawan” ungkap Filia.

Kemudian, masih kata Filia, Budaya “Kaizen” yang diadopsi dari Jepang juga menjadi prinsip utama dalam pengelolaan hospitality. Kaizen berarti perbaikan berkelanjutan, sehingga setiap kekurangan yang ditemukan selama operasional akan dievaluasi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.

“Dengan pendekatan ini, Desa Mekar Rahayu berharap dapat menciptakan pengalaman wisata yang semakin nyaman dan memuaskan dari waktu ke waktu”. Harapnya.

Di tempat yang sama ditengah-tengah acara, kepala Desa Mekar Rahayu Asep Suherman menyampaikan antusiasmenya terhadap program ini.

“Dengan adanya dukungan dari tim UI, kami optimis Kebun Anggur Desa Mekar Rahayu dapat menjadi ikon agrowisata yang membanggakan dan mampu meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, lebih jauhnya dapat meningkatkan APBDesa Mekar Rahayu” ujarnya.