SUMEDANG, 14 September 2024– Bakal Calon wakil bupati Sumedang dari Partai PAN, Fajar Aldila yang mewakili kaum milenial dan gen Z, akan memprioritaskan menciptakan lapangan kerja bagi kaum milenial di Sumedang jika dirinya terpilih sebagai wakil bupati Sumedang bersama calon inkumben Dony Ahmad Munir.
Pria yang lahir 32 tahun silam itu mengatakan khusus di daerah Dapil 5 dan 6 (Tanjungsari, Sukasari, Rancakalong, Pamulihan Cimanggung dan Jatinangor) yang merupakan kawasan pendidikan dan kawasan industri, akan sangat mudah berkolaborasi dengan pihak investor dalam rangka menjalin silaturahmi bagaimana memprioritaskan warga Sumedang khususnya warga di dapil 5 dan 6.
“Sebetulnya saya tidak memiliki tips khusus untuk meraih kaum milenial. Namun kita hanya memaparkan program-program yang mudah dicerna kaum muda. Dan saya sebagai representatif anak-anak muda itu hanya ingin menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya, sebanyak-banyaknya, bagi warga lokal khususnya di Dapil 5 dan 6,” ujarnya saat ditemui di kampus Ma’soem University Jatinangor.
Menurutnya, terkait kawasan industri dan pendidikan memang menjadi potensi bagi Sumedang. Namun kita harus mengkristalisasi apa yang bisa kita datangkan untuk investor untuk Kawasan Industri itu. Bagaimana kawasan industri ini menjadi lapangan kerja bagi tenaga lokal bukan, warga lokal yang menjadi penonton.
“Kita ini punya kawasan Industri tapi masih kalah dengan Subang, masih kalah dengan Karawang. Apa titik poinnya, mereka dekat dengan Jakarta, yang kedua mereka dekat dengan Pelabuhan Cirebon. Sedangkan kalau misalnya kita punya integrasi walaupun itu daerahnya Majalengka tapi sebenarnya deket dengan Ujungjaya dan itu yang harus di zonasikan. Kita punya tol Cisumdawu yang terintegrasi ke Bandara Kertajati, dan kawasan Rebana Buah Dua Tomo,” ujarnya.
Kemudian, terkait kawasan pendidikan Jatinangor itu bagaimana Paslon Doamu Fajar bisa membawa Jatinangor menjadi full akses for intelegensi. Bagaimana Jatinangor itu mudah diakses oleh berbagai transportasi, nyaman bagi masyarakat dari berbagai suku dan budaya, dan mudah berinvestasi bagi investor.
“Seperti yang masih kita temui, di Jatinangor itu masih minim transportasi yang umum. Karena kan sebenarnya banyak dari orang tua tidak cuman hanya dari Jawa Barat tapi dari luar pulau Jawa baik dari Sumatera, Jakarta banyak yang berkuliah di sini. Nah hal-hal seperti itu yang harus kita bantu kita edukasi agar nanti bahwa Jatinangor ini menjadi baik akses for intelijen,” ujarnya.
Kemudian, terkait dengan bagaimana meraih simpatisan kaum milenial dan mahasiswa (pelajar) pemilih pemula, Fajar mengaku pemuda saat ini sudah melek ilmu dan teknologi, sehingga pemanfaatan teknologi digital diperlukan dalam kampanye.
“Jadi kaitan dengan trik dan tips bagaimana meraih simpatisan dari kaum Gen Z, saya sudah bilang ke teman teman Gen Z, bahwa sejatinya saya ini bukan orang politikus. Saya itu selalu bilang bahwa saya ini praktisi hukum bagaimana caranya itu kalau di Ilmu Filsafat itu namanya aksiologi. Aksiologi itu bagaimana kita menerapkan pada hakikatnya ilmu kemasyarakatan. Saya bilang ke pemilih pemula atau gen z yang Insya Allah saya percaya anak-anak muda sekarang ini tidak tertarik dengan yang namanya politik uang. Mereka memilih sesuai dengan kebebasan mereka,” tandasnya.