INISUMEDANG.COM – Nama Eyang Tiow mungkin sebagian masyarakat Kabupaten Sumedang masih asing, siapa Beliau itu? Tokoh seperti apa Beliau itu? Kenapa dijuluki nama tersebut?.
Eyang Tiow tinggal di Dusun Pajagan, tak jauh dari Desa Pajagan Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.
Memiliki nama Tiow itu waris dari orang Tibet karena pada waktu itu Eyang Tiow pernah tinggal di Tibet selama 8 bulan. Untuk mengajarkan baca Al Qur’an kepada keluarga Liem sehingga sampai kepada mengislamkan keluarga Liem.
“Dulu, ketika saya masih kecil, nama saya Suryana. Karena sering sakit-sakitan, menurut kepercayaan orang tua dulu bahwa nama Suryana tidak pas untuk saya. Maka digantilah menjadi nama Winata. Setelah nama Winata saya sehat dan berkembang layaknya anak anak yang lain,” ujar Beliau saat diwawancarai IniSumedang.com Sabtu 26 Pebruari 2022 di kediamannya.
Dalam perjalanan masa kecil, sambung Eyang Tiow. Dirinya aktif mengikuti ajaran pengajian serta jadi santri pesantren, dan juga menyerap ilmu debus juga dari orangtuanya. Sehingga Eyang Tiow sebagai penerus ilmu seni Sunda debus.
“Pada tahun 1997, saya tampil perdana pertunjukan seni Sunda debus di Sumedang kota daerah Dano yang dihadiri dan diminta langsung oleh Bupati Sumedang pa Misbah kala itu. Dan pertunjukan tersebut adalah orang yang melihat kemampuan seni debus saya, maka saya diajak untuk keliling se-Jawa Barat,” ujar Eyang Tiow mengisahkan perjalanan hidupnya.
Dalam perjalanan pertunjukan keliling Jawa Barat, kata Eyang Tiow. Kemudian ada orang yang kembali yang mengajak dirinya untuk bermain di dunia perfilman, lebih kepada interten atau hiburan.
“Saya diajak main film di cerita Wiro Sableng episode Pangeran Matahari yang tayang di TV swasta Indosiar waktu itu. Menjadi peran pembantu kala itu belum menjanjikan seperti sekarang ini. Dalam perjalanan di dunia Interten, saya dekat dengan orang Cina dan sering mendengarkan kalau saya sedang mengaji,” ujar Eyang Tiow.
Dunia Interten Kenal Dekat Dengan Orang Cina, Dan Diminta Diajarkan Baca Al-Quran Di Tibet, Sehingga Dijuluki Tiow
Singkat cerita, lanjut Eyang Tiow, orang Cina itu bernama Liem dan mengajak dirinya ke Negara Tibet. Untuk meminta diajarkan saudara Liem dan keluarganya baca Al-Qur’an. Ketika di Negara Tibet, dirinya bisa mengislamkan keluarga Liem sehingga dirinya dijuluki nama Tiow yang artinya sejuta.
“Jadi, nama Tiow itu pemberian oleh saudara Liem dan sampai sekarang saya memakai nama Tiow digabungkan menjadi Tiow Winata. Lalu julukan Eyang itu dari dulu di daerahnya sering menjuluki Eyang, maka digabungkan lah menjadi Eyang Tiow Winata,” tuturnya.
Masih kata Eyang Tiow, dirinya sekarang lebih kepada jadi penceramah kalau kata orang Ustadz. Sebelum menjadi penceramah, dirinya selalu keluar masuk Pesantren hingga ke daerah Jawa.
“Jadi saya tidak ujug ujug, saya keluar masuk pesantren untuk berguru ke para kyai dan mubaligh. Ilmu Sulap dan debus saya peroleh dari orang tua, maka ketika ceramah, saya memadukan antara ceramah dengan sulap, maksudnya agar jemaah yang hadir bisa mendengarkan ceramah dibumbui dan di padukan dengan sulap, jadi tepat, materi yang disampaikan lebih mengena kepada jemaah,” ucapnya.
Trik sulap yang disajikan, kata Eyang Tiow, seperti bisa mengangkat gelas berisi air kopi dengan sendok yang menempel ke gelas tersebut, bisa menumpahkan air mineral didalam botol tanpa airnya tumpah, dan juga bisa daun atau sebatang rokok melayang layang.
“Trik sulap yang sering saya sajikan itu, salah satunya, bisa menerbangkan rokok atau daun daun, mengangkat gelas kopi hanya dengan sendok yang menempel digelasnya serta bisa menumpahkan air mineral di dalam botol tanpa air nya tumpah, dan banyak lagi permainan trik sulap saya, ini kemampuan hanya milik Allah SWT semata, saya hanya mensyukuri atas kemampuan yang Allah SWT berikan,” tandasnya.